REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI -- Dokter mata mengungkap beberapa pasien Covid-19, termasuk yang terinfeksi SARS-CoV-2 varian omicron, melaporkan gejala yang berhubungan dengan penglihatan penderitanya. Ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa hampir 11 persen pasien Covid-19 juga mengalami masalah mata.
India kini sedang dilanda gelombang ketiga pandemi Covid-19. Kasus Covid-19 di sana meningkat di tingkat yang mengkhawatirkan.
Kabar baiknya, kebanyakan orang kini telah divaksinasi dan varian omicron tampaknya menyebabkan infeksi yang ringan dan memiliki tingkat kematian yang rendah. Kendati demikian, varian omicron yang lebih parah dan kebal terhadap vaksin Covid-19 telah menyebar ke berbagai bagian wilayah yang bersamaan dengan kasus varian delta.
Sejauh ini, pasien yang berjuang dengan Covid-19 telah melaporkan gejala seperti:
- Tidak bisa mencium bau dan mengenali rasa makanan/minuman
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Panas dingin
- Kelelahan
- Kelemahan
- Sakit telinga
- Sensasi berdenging di telinga
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Ruam tubuh
- Diare
- Mual
Di samping gejala tersebut, menurut dokter mata, beberapa pasien bahkan melaporkan keluhan yang berhubungan dengan penglihatan mereka. Gejala-gejala ini termasuk:
- Mata merah
- Mata gatal
- Sakit nata
- Mata seperti terbakar
- Mata berair
- Kelopak mata bengkak
Dalam interaksinya dengan Times Now Digital, dokter spesialis mata Siddharth Bokil menjelaskan hubungan antara virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) dan kesehatan mata. Penasehat Medis Entod Pharmaceuticals itu menjelaskan, para ahli masih dalam proses mempelajari bagaimana Covid-19 memengaruhi mata.
Menurut dr Bokil, penting untuk dicatat bahwa masalah mata pada seseorang yang terinfeksi virus penyebab Covid-19 juga dapat disebabkan oleh virus lain. Beberapa pasien juga kebetukan memiliki masalah mata.
"Oleh karena itu, tidak baik untuk berasumsi bahwa Covid-19 adalah penyebab di baliknya," ujar dr Bokil yang juga Direktur Rumah Sakit Bokil (Satara), seperti dikutip laman Times Now News, Kamis (27/1/2022).
Dr Bokil mengungkap sebuah studi oleh American Academy of Ofthalmology (AAO) yang menunjukkan bahwa virus corona dapat menyebabkan konjungtivitis atau mata merah pada satu hingga tiga persen orang dewasa. Konjungtivitis adalah peradangan atau infeksi pada konjungtiva, selaput tipis yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata.
"Mungkin saja (terjadi), tetapi masih belum dikonfirmasi bahwa konjungtivitis dapat terjadi lebih sering pada pasien rawat inap virus corona," kata dr Bokil.
Baca juga : 15 Sampel di Sumbar Positif Omicron