REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bertolak ke Papua menyusul penyerangan pos TNI oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua. Informasi itu disampaikan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid saat membuka rapat kerja (raker) bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (27/1).
Jenderal Andika rencananya mengikuti kegiatan raker membahas rencana penjualan sejumlah kapal perang (KRI). "Per pukul 09.00 WIB tadi, kami menerima WhatsApp dari Pak Panglima bahwa berkenaan dengan kejadian di Papua pagi tadi, beliau harus berangkat," kata Meutya.
Politikus Partai Golkar itu menyampaikan, kehadiran Andika diwakilkan. Adapun pihak yang terlihat mengikuti kegiatan tersebut yaitu Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono.
Pada Kamis pagi, KKB menyerang Pos TNI di Bukit Tepuk, Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua. Dua prajurit dilaporkan meninggal dunia.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengakui dari laporan yang diterima, awalnya KKB menyerang dan menembaki Pos TNI di Bukit Tepuk hingga terjadi kontak tembak. Akibat dari kejadian ini, dua prajurit dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH terkena tembakan.
"Sampai saat ini Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH melaksanakan siaga di Pos Gome serta mengevakuasi kedua korban," jelas Aqsha.
Kapendam XVII/Cenderawasih mengatakan, kedua personel yang meninggal, yakni Serda Rizal dan Pratu Baraza yang terkena tembakan di bagian perut. Pada Kamis pagi, kontak tembak masih terus terjadi. "Baku tembak masih terjadi di Gome," kata Aqsha.