Kamis 27 Jan 2022 16:18 WIB

Makanan Ini Bantu Jaga Berat Badan pada Usia 50 Tahun

Lansia cenderung memiliki berat badan berlebih dibandingkan usia muda.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Lansia cenderung memiliki berat badan berlebih dibandingkan usia muda.
Foto: www.freepik.com
Lansia cenderung memiliki berat badan berlebih dibandingkan usia muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi makanan tertentu ternyata dapat membantu wanita di atas 50 tahun menurunkan berat badan. Pasalnya, lansia lebih mungkin memilik berat badan berlebih jika dibandingkan dengan wanita yang lebih muda. 

Hal itu disebabkan penurunan tingkat aktivitas, hilangnya massa otot, dan umumnya membakar lebih sedikit kalori. Alasan untuk ini sering kali adalah menopause.

Baca Juga

Namun, ahli nutrisi Shona Wilkinson mengatakan, ada beberapa cara agar wanita menopause bisa mencegah kenaikan berat badan sekaligus menurunkannya. Dia mengatakan bahwa menambahkan lebih banyak protein ke dalam makanan bisa membantu mengontrol berat badan.

“Peningkatan protein dalam diet menopause dapat membantu wanita dalam banyak hal, mulai dari manajemen berat badan dan peningkatan massa otot, hingga produksi hormon yang seimbang. Protein memengaruhi proses ini dengan berbagai cara,” kata Shona dilansir Daily Record, Kamis (27/1/2022).

Makanan kaya protein cenderung terasa lebih mengenyangkan karena dipecah dan dicerna lebih lambat daripada karbohidrat. Ketika mengonsumsi makanan atau camilan yang mengandung protein dan karbohidrat, protein juga dapat membantu mengurangi tingkat di mana karbohidrat dipecah dan diserap tubuh.

“Ini berarti Anda mendapatkan pasokan energi yang lebih merata dan stabil dan cenderung tidak mengidam makanan manis atau kaya karbohidrat di kemudian hari,” ujar Shona.

Selain itu, dia mengatakan bahwa protein juga dapat membantu menjaga atau meningkatkan massa otot. Ini berarti memiliki lebih banyak otot yang kencang yang dapat memperbaiki bentuk tubuh dan membantu menjaga metabolisme sehat karena otot membakar lebih banyak energi daripada lemak.

Shona menjelaskan bagaimana tubuh memecah protein menjadi komponen kecil yang disebut asam amino. Setiap asam amino kemudian digunakan untuk peran tertentu, seperti hormon. 

Misalnya, asam amino tirosin dibutuhkan kelenjar tiroid untuk membuat hormon tiroksin, yang menjaga metabolisme dan memastikan membakar jumlah energi yang tepat. Tirosin dan fenilalanin juga dibutuhkan untuk membuat adrenalin, yaitu hormon yang bekerja saat tubuh membutuhkan ledakan energi. Terlebih lagi, triptofan digunakan untuk membuat serotonin, yakni hormon bahagia yang dapat menghentikan dari keinginan untuk makan makanan yang menenangkan.

Meskipun makan protein dapat menyebabkan penurunan berat badan karena membuat merasa kenyang lebih lama tetapi juga bisa berefek tidak baik apabila dikonsumsi terlalu banyak. Shona menekankan bahwa penting untuk tidak berlebihan mengonsumsi protein karena dapat disimpan sebagai lemak yang akibatnya berkontribusi pada penambahan berat badan.

Shona merekomendasikan makan kacang-kacangan, seperti kacang, lentil, buncis, dan kedelai adalah makanan penting karena kandungan protein nabati dan asam aminonya, serta memiliki kandungan protein tiga kali lipat dari nasi. Kacang juga merupakan pilihan yang cocok untuk vegan dan pemakan daging.

Kacang mengandung protein tinggi yang bagus untuk membangun massa otot. Selai kacang adalah salah satu cara yang bagus untuk mengonsumsi kacang. Produk ini dapat dicampur dengan pisang menjadi pengganti karbohidrat. Makanan lain termasuk biji labu, telur rebus, bahkan protein //shake// bisa membantu.

“Sangat sulit untuk mengatakan kapan Anda akan merasakan efek protein tambahan dalam makanan Anda, ini sangat subjektif dan tergantung pada tingkat protein awal,” kata Shona.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement