Kamis 27 Jan 2022 16:37 WIB

Keterisian Tempat Tidur RS Covid-19 Sentuh 45%, Dinkes DKI: Masih Aman

Dinkes DKI akan menambah tempat tidur bagi pasien Covid-19 jika diperlukan

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan / Red: Nur Aini
Pasien Covid-19 saat menjalani isolasi di Ruang Karantina Darurat di Kantor UPAS Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rabu (7/7). Unit Pengelola Angkutan Sekolah (Upas) Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan ruang karantina darurat bagi pasien OTG COVID-19. Ruangan ini selain dimanfaatkan untuk pegawai yang terpapar juga bisa digunakan warga sekitar sambil menunggu rujukan ke rumah sakit. Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Pasien Covid-19 saat menjalani isolasi di Ruang Karantina Darurat di Kantor UPAS Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rabu (7/7). Unit Pengelola Angkutan Sekolah (Upas) Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan ruang karantina darurat bagi pasien OTG COVID-19. Ruangan ini selain dimanfaatkan untuk pegawai yang terpapar juga bisa digunakan warga sekitar sambil menunggu rujukan ke rumah sakit. Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, ada peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit isolasi rujukan di DKI yang kini mencapai 45 persen. Hal serupa, kata dia, juga berlaku untuk keterisian ICU di DKI yang kini ada di angka 14 persen.

“Masih (aman). Jadi, tentu keterisian isolasi itu seperti dulu kan juga selalu dipertahankan berusaha di angka 60-70 persen,” kata Dwi kepada awak media, Kamis (27/1).

Baca Juga

Dia menambahkan, angka yang ada hingga hari ini masih dirasa bisa diatur dengan baik. Dia menilai, pengendalian ruang BOR dan ICU itu masih dalam lingkup pemantauan yang memerlukan perawatan.

Meski demikian, kata dia, pihaknya akan menambah tempat tidur bagi pasien Covid-19, jika diperlukan. Menurut dia, hal itu akan disesuaikan dengan rumah sakit mengenai pengaturan yang bisa dilakukan.

“Jadi, kita lihat dari semua aspek,” ujarnya.

Dwi memaparkan, berdasarkan data hingga Rabu (26/1) kemarin, kasus positif di DKI bertambah 3.509 orang. Dari jumlah itu, kasus aktif naik sejumlah 1.886 sehingga jumlah kasus aktif DKI kini sebanyak 14.082.

"Perlu digarisbawahi bahwa 12.483 orang dari jumlah kasus aktif (88,6 persen) merupakan transmisi lokal, sedangkan sisanya adalah pelaku perjalanan luar negeri (PPLN),” kata Dwi.

Dari jumlah tambahan kasus kemarin, kata Dwi, sekitar 3.325 orang (94,8 persen) merupakan transmisi lokal. Oleh sebab itu, dia mengimbau agar masyarakat bisa mewaspadai penularan varian omicron yang kini juga meningkat di Jakarta. 

“Khusus omicron, dari 1.922 orang yang terinfeksi, sebanyak 1.309 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 613 lainnya adalah transmisi lokal,” katanya.

Baca: Perkembangan Hasil Tes Covid-19 Bagi Pelajar Kota Bandung

Baca: Foto Bagian Dalam Terowongan Tunnel 1 Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Baca: Jangan Anggap Remeh, Ini Manfaat Asuransi Mobil

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement