Kamis 27 Jan 2022 17:29 WIB

Turki Masih Bergelut dengan Maraknya Pekerja Anak-Anak 

Turki berupaya keras tekan angka pekerja anak-anak

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Turki. (ilustrasi).  Turki berupaya keras tekan angka pekerja anak-anak
Foto: AP
Bendera Turki. (ilustrasi). Turki berupaya keras tekan angka pekerja anak-anak

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA—Harian Birgün, media massa lokal Turki, mengatakan bahwa Kementerian Pendidikan telah secara aktif mendorong anak-anak untuk bekerja daripada menjadi siswa.

Sebuah unggahan di media sosial oleh Kementerian mengiklankan sebuah program dimana siswa diimbau untuk pergi ke sekolah satu hari dalam sepekan dan bekerja empat sisanya. 

Baca Juga

“Sebanyak 30 persen dari upah minimum akan diterima oleh siswa kelas 9, 10, dan 11, dan setidaknya 50 persen dari upah minimum akan diberikan kepada siswa kelas 12,” posting media sosial itu yang dikutip Republika.co.id, Kamis (27/1/2022). 

Meski pemerintah telah mengalokasikan dana yang cukup besar melalui Direktorat Agama (Diyanet) untuk pengembangan kursus-kursus Alquran, namun hingga kini data pasti tentang jumlah anak yang mengikuti kursus Alquran masih belum diketahui. 

Selama ini, Turki dianggap memiliki masalah pekerja anak yang kronis. Pemerintah yang dipimpin AKP juga telah secara konsisten gagal dalam mencapai tujuannya untuk meningkatkan pendidikan bagi anak-anak usia prasekolah. Menurut data resmi, pendaftaran pendidikan secara keseluruhan untuk anak usia 3-5 tahun hanya mencapai 48 persen.

Kementerian Pendidikan Turki mengatakan tidak dapat memberikan data tentang berapa banyak siswa berusia 4-6 tahun yang mengambil kursus Alquran di Turki, sejak 2018 hingga 2020.

Kursus Alquran memang telah menjadi bahan perdebatan sengit dalam beberapa tahun terakhir, setelah pemerintah yang dipimpin Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) mempromosikan kursus Alquran untuk anak-anak berusia empat tahun. 

Menurut laporan kegiatan Kementerian Pendidikan, catatan “tidak dapat disimpan dengan baik” untuk 2018 hingga 2020. Sedangkan data yang disimpan oleh Diyanet menyatakan bahwa dari 2020 hingga 2021, ada total 181.808 siswa yang mengikuti kursus Alquran. Namun, data sebelumnya tidak tersedia. "Tidak ada data di Kementerian kami mengenai subjek yang diungkapkan dalam mosi," kata Kementerian.

 

Sumber: duvarenglish  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement