REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan, realisasi investasi sepanjang 2021 sebesar Rp 901 triliun. Angka tersebut melampaui target investasi dari Presiden Joko Widodo yang sebesar Rp 900 triliun dan target investasi di Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang senilai Rp 856 triliun.
Lalu penyerapan tenaga kerja langsung selama tahun lalu mencapai 1.207.893 orang. Sedangkan realisasi investasi pada kuartal IV 2021 sebesar Rp 241,6 triliun.
"Tidak gampang melampaui target, kami harus buat strategi-strategi di luar kelaziman. Capaian (realisasi investasi) itu 100,1 persen dari target presiden dan 104,8 persen dari target RPJMN," ujar Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (27/1).
Ia melanjutkan, pada periode Januari sampai Desember 2021, Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi dengan persentase 50,4 persen atau Rp 454 triliun. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 49,6 persen atau Rp 447 triliun.
"Kita akui FDI (Foreign Direct Investment) kita bagus. Ini dampak positif dari implementasi Undang-Undang (UU) Cipta Kerja. Jadi apakah UU Cipta Kerja penting? Ini buktinya," tutur dia.
Bahlil meyakini jika tren tersebut mampu bertahan pada 2022, makan Indonesia akan masuk ke pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Kemudian pendapatan per kapita nasional bisa bergeser.
Dilihat dari negara terbanyak yang berinvestasi di dalam negeri, Singapura menempati posisi pertama dengan nilai 9,4 miliar dolar AS atau 30,2 persen. Disusul Hongkong 4,6 miliar dolar AS pada posisi kedua, ketiga China 3,2 miliar dolar AS, keempat Amerika Serikat 2,5 miliar dolar AS, serta kelima Jepang 2,3 miliar dolar AS atau 7,3 persen.
"Posisi keenam ditempati oleh Belanda, luar biasa Eropa masuk 10 besar lalu Swiss di nomor 10. Ini menunjukkan pemerataan yang investasi di Indonesia semakin hari semakin baik," tuturnya.
Dirinya menambahkan, pada tahun lalu, realisasi investasi lebih banyak di luar Jawa, persentasenya 52 persen atau Rp 468,2 triliun. Angka itu meningkat 12,2 persen dibandingkan 2020.
Sementara realisasi investasi di Jawa sebanyak Rp 432,8 triliun atau 48 persen. Nilai tersebut naik 5,9 persen dari tahun sebelumnya.