REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut mulai mengalami kenaikan sejak pekan kedua Januari 2022. Namun, kenaikan kasus Covid-19 di daerah itu belum terlalu signifikan. Hingga saat ini, kasus Covid-19 varian Omicron juga belum terdeteksi di Kabupaten Garut.
Kendati demikian, sejumlah rumah sakit di daerah itu telah diminta mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Sebab, bukan tidak mungkin kasus Omicron akan masuk ke Kabupaten Garut.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Kabupaten Garut, Zaini Abdillah, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sumber daya kesehatan sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus Omicron dalam beberapa bulan ke depan. "Salah satunya terkait dengan ruang isolasi," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (27/1/2022).
Ia menyebut, saat ini ada 60 unit tempat tidur di RSUD dr Slamet yang disiagakan untuk penanganan pasien Covid-19. Namun, berdasarkan data per Kamis pagi, hanya lima ruangan yang digunakan untuk penanganan pasien Covid-19. Tiga unit digunakan untuk merawat pasien terkonfirmasi dan dua unit untuk pasien suspek.
Menurut Zaini, dalam beberapa hari terakhir memang terjadi penambahan pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Slamet. Namun, penambahan itu masih dalam batas wajar.
"Sejauh ini belum ada lobjakan signifikan pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD," ujar dia.
Apabila nantinya memang terjadi lonjakan, Zaini mengatakan, RSUD dr Slamet Kabupaten Garut siap menambah kapasitas ruang isolasi. Bahkan, apabila diperlukan, seluruh ruangan yang ada di RSUD dr Slamet siap digunakan untuk penanganan Covid-19, seperti yang dilakukan pada tahun lalu.
Berdasarkan catatan Republika.co.id, ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut pada Juli 2021, RSUD dr Slamet sempat difokuskan untuk penanganan Covid-19. Seluruh tempat tidur di RSUD dr Slamet yang berjumlah sekitar 500 unit digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19.
"Kami berdoa sih mudah-mudahan tak sampai ke tahap itu," kata Zaini.
Selain menyiagakan ruang isolasi, RSUD dr Slamet juga telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) apabila terjadi lonjakan. Skenario yang akan dilakukan ketika terjadi lonjakan kasus adalah melibatkan tenaga kesehatan umum untuk penanganan pasien Covid-19.
Sementara dari peralatan kesehatan, Zaini mengatakan, pihaknya sudah memiliki alat yang selama ini digunakan untuk penanganan Covid-19. Namun, kami juga akan terus melengkapi ketersidiaan peralatan yang sekali pakai, seperti APD dan alat PCR.
Ihwal ketersedian oksigen, Zaini mengatakan, sejauh ini masih dalam kondisi aman. Namun, RSUD dr Slamet telah mengantisipasi apabila terjadi kelangkaan oksigen seperti tahun lalu.
"Kami memang sempat mengalami kehabisan oksigen pada Oktober-November 2020 dan pertengahan 2021. Untuk mencegah itu, kami akan menyediakan untuk tabung cadangan," kata dia.
Persediaan tabung oksigen akan digubakan apabila persediaan oksigen yang berada di tangki sudah mulai mulai habis. Namun, pihak RSUD dr Slamet akan berupaya agar persediaan oksigen di tangki sampai habis.
"Kalau ketersediaan oksigen di tangki sudah 25 persen terpakai, kami juga akan tambah lagi," kata dia.