Kamis 27 Jan 2022 17:45 WIB

Angka Kematian Covid-19 Australia Menurun, Puncak Pendemi Sudah Lewat?

Australia melaporkan 59 kasus kematian Covid-19, turun dibanding sehari sebelumnya

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perawat Terdaftar Niamh Costello mendemonstrasikan Tes Antigen Cepat Covid-19 di fasilitas pengujian drive-through yang didirikan oleh Blooms the Chemist di tempat parkir pusat perbelanjaan Royal Randwick, di Sydney, Australia, 06 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/DAN HIMBRECHTS
Perawat Terdaftar Niamh Costello mendemonstrasikan Tes Antigen Cepat Covid-19 di fasilitas pengujian drive-through yang didirikan oleh Blooms the Chemist di tempat parkir pusat perbelanjaan Royal Randwick, di Sydney, Australia, 06 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Satu hari setelah Australia mengumumkan angka infeksi harian virus corona tembus rekor, negara tersebut melaporkan angka kematian akibat Covid-19 menurun. Sementara angka rawat inap pasien Covid-19 stabil.  Laporan yang disampaikan Kamis (27/1/2022)  mendorong harapan puncak pandemi di Australia sudah lewat.

Australia melaporkan 59 kasus kematian terkait virus corona, turun dibanding puncaknya Rabu (26/1/2022) kemarin yang sebanyak 87 kasus. Meski begitu, masih dua negara bagian yang masih melaporkan angka tersebut.

Baca Juga

Angka rawat inap bertahan di sekitar 5.000 kasus. Lebih rendah dari puncaknya Selasa (25/1/2022) lalu yang sebanyak 5.400 kasus. Angka masuk rumah sakit di New South Wales (NSW) turun dua hari berturut-turut. NSW negara bagian Australia yang paling terdampak pandemi.

Perdana Menteri New South Wales Dominic Perrottet mengatakan saat ini sistem kesehatan negara bagian itu "beroperasi sesuai kapasitasnya" dalam menghadapi gelombang wabah varian Omicron.

"Rawat inap dan (unit gawat darurat) tetap stabil dan itu sangat menggembirakan dan meyakinkan," kata Perrottet dalam konferensi pers di Sydney.

Meski varian Omicron dinilai tidak menimbulkan gejala berat. Tapi banyaknya jumlah pasien membebani rumah sakit sehingga kekurangan jumlah staf.

Perawat dan bidan di sebuah rumah sakit di Sydney menjadi petugas medis terbaru yang memprotes kondisi tersebut. Mereka berunjuk rasa di depan rumah sakit.

Kabinet nasional, pejabat pemerintah federal dan daerah Australia menggelar rapat untuk membahas strategi pandemi. Sektor ritel mendesak pemerintah agar pekerja di industri itu tidak dimasukan dalam kategori wajib karantina.

Pegawai industri utama seperti kesehatan, makanan, distribusi dan transportasi bisa tidak perlu menjalani isolasi mandiri untuk bekerja. Tapi peraturan itu tidak berlaku bagi seluruh sektor ritel.

Angka kasus harian infeksi virus korona Australia turun menjadi sekitar 46 ribu dibanding puncak pandemi dua pekan lalu yang sebanyak 150 ribu kasus. Negara yang berpopulasi 25 juta itu melaporkan sekitar dua juta kasus infeksi dan 3.389 kasus kematian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement