REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Seorang tentara Garda Nasional Ukraina, Artem Ryabchuk, menembaki penjaga keamanan di sebuah pabrik militer di Ukraina tengah untuk alasan yang tidak diketahui. Insiden ini menewaskan lima orang dan melukai lima lainnya.
Insiden itu terjadi pada Kamis (27/1/2022) sekitar pukul 03.40 dini hari di pabrik rudal Pivdenmash atau Yuzhny Machine-Building Plant Yuzhmash, di Dnipro. Tembakan berlangsung ketika Ryabchuk sedang mengambil senjata sebelum memulai penjagaan shift awal. Yuzhmash adalah pabrik kedirgantaraan yang memproduksi dan menguji bahan yang berkaitan dengan pertahanan, aeronautika, dan pertanian.
Penyerang melepaskan tembakan dengan senapan serbu Kalashnikov, dan melarikan diri dari tempat kejadian. Polisi masih mencari Ryabchuk yang melarikan diri. Menurut polisi, tentara yang melarikan diri memiliki 200 selongsong amunisi. Komandan Garda Nasional, Nikolai Balan, telah datang ke tempat kejadian.
"Pertama, penyelidikan akan menghadapi pertanyaan apa motif pelaku melakukan kejahatan yang begitu mengerikan? Apakah prajurit itu menghadapi tekanan psikologis dalam tim. Ini yang akan dipelajari," ujar Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, dilansir Aljazirah.
Gerashchenko mengatakan, para penyelidik akan menyelidiki bagaimana Ryabchuk, lolos tes di komisi medis yang memungkinkan dia mengakses senjata. Gerashchenko menambahkan, Ryabchuk akan menghadapi hukuman paling berat.
"Sekarang yang paling penting adalah menemukan dan menahan Artem Ryabchuk sesegera mungkin sebelum dia punya waktu untuk melakukan kejahatan baru,” kata Gerashchenko.
Serangan itu terjadi pada waktu yang sensitif bagi militer Ukraina. Militer Rusia telah mengumpulkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina. Negara anggota NATO menuduh Rusia merencanakan invasi ke Ukraina.
Moskow membantah tuduhan itu dan menginginkan jaminan keamanan bahwa NATO akan menghentikan ekspansi ke wilayah timur atau ke negara bekas republik Soviet.
Amerika Serikat dan NATO telah mengadakan sejumlah pembicaraan dengan pejabat Rusia selama beberapa minggu terakhir. Tetapi negosiasi tersebut gagal mencapai kesepakatan. Putaran negosiasi lainnya akan berlangsung di Berlin, Jerman, dalam dua pekan mendatang. Rizky Jaramaya