Kamis 27 Jan 2022 19:37 WIB

Menkes Jelaskan Perkembangan Kasus Omicron di Indonesia

Kasus omicron tanpa gejala disarankan dirawat di rumah karena bisa sembuh sendiri.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi mengatakan, tingkat penularan varian omicron sangatlah cepat. Sehingga tidak heran bila saat ini lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat dan transmisi lokal juga sudah mulai mendominasi.

"Perbedaan utama omicron, penularannya cepat dan banyak. Jadi nanti dalam waktu singkat kenaikan jumlah kasus cukup tinggi," kata Budi dalam Konferensi Pers secara daring, Kamis (26/1/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data hingga Rabu (25/1/2022), jumlah yang terkonfirmasi varian omicron sebanyak 1.998. Untuk transmisi lokal tercatat sebanyak 606 kasus, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) 1.160 kasus, dan 233 kasus masih menjalani pemeriksaan.

Budi mengatakan, perbedaan dari varian omicron dan varian delta adalah angka yang menjalani perawatan di rumah sakit lebih rendah. Begitu pun dengan tingkat keparahannya. Sehingga, lebih disarankan untuk yang terpapar varian omicron yang tidak bergejala ataupun ringan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Makanya, strategi memang agak berbeda dengan delta, delta keparahannya tinggi, omicron ini tinggi penularannya, banyaknya OTG atau sakit ringan, sebenarnya bisa sembuh tanpa dibawa ke RS," terang Budi.

Lebih lanjut Budi merinci, kondisi kesiapan di rumah sakit hingga Rabu (25/1/2022) kemarin, total 70.641 tempat tidur untuk isolasi tersedia. Untuk ruang perawatan isolasi yang sudah terpakai sebanyak 7.688

"Untuk perawatan ICU sebanyak 432. Ini baru di bawah 10 persen kapasitas yang tersedia. Kapasitas ruang isolasi yang ready itu 70 ribu terisi 7.600-an, dan itu bisa naik di 120 ribu-130 ribuan kapasitas maksimalnya secara nasional," rinci Budi.

Untuk pasien dengan varian omicron dari 1.998 yang terkonformasi, yang harus menjalani perawatan sebanyak 854 orang. Sebagian besar telah sembuh dan 86 orang masih menjalani perawatan. "Untuk yang sembuh sebanyak 765 orang dan meninggal 3 orang," kata Budi.

Untuk gejala yang dialami, Budi mengatakan, sebanyak 461 orang tanpa gejala, 334 orang mengalami gejala ringan, dan 54 orang mengalami gejala sedang dan membutuhkan oksigen. Sementara lima orang mengalami gejala berat sehingga harus masuk ke ruang ICU.

"Jadi, yang masuk RS itu sekitar 6 persen. Bila tidak ada gejala, maka dianjurkan dirawat di rumah karena sembuh sendiri, kalau ada gejala kategori ringan bisa dirawat rumah sendiri," kata Budi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement