Jumat 28 Jan 2022 03:25 WIB

Menjaga Harapan Saat Sulit, Lihatlah Kehidupan Rasulullah

Sepanjang hidupnya Rasulullah selalu menghadapi ujian yang begitu berat.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Keadaan seorang mukmin harus selalu berada di antara ketakutan dan harapan. Hal ini sama seperti seekor burung yang menggunakan kedua sayapnya untuk terbang ke tujuannya, dimana dua sayap ini adalah ketakutan dan harapan, dengan tujuannya adalah surga.

Tidak ada keraguan jika hidup ini penuh dengan kesulitan dan ujian. Cara untuk menanganinya adalah kunci kesuksesan seseorang. Cara mengatasi stres yang benar harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan cara Nabi Muhammad SAW, karena Beliau adalah panutan Muslim.

Baca Juga

Seorang mahasiswa di universitas AOU yang mempelajari studi Islam, Umm Muadh, menyebut Muslim perlu melakukan perjalanan kembali ke masa lalu untuk belajar dan mencoba menerapkan cara Nabi menangani bencana yang menimpanya. Salah satu yang perlu dilakukan adalah harus ikhlas dalam setiap tindakan.

Dilansir di About Islam, Kamis (27/1), saat ini umat Islam di seluruh dunia sedang menderita atau lebih buruk kehilangan nyawa mereka. Ia pun mempertanyakan bagaimana kita sebaiknya mengatasi semua situasi yang menyedihkan itu?

"Mari kita lihat sekilas penderitaan Nabi (SAW) dan bagaimana dia menanganinya. Bahkan sebelum Nabi lahir, ayahnya meninggal. Ketika dia berusia 6 tahun, ibunya juga meninggal. Dia hanya memiliki kakeknya yang sangat menyayanginya," ujar dia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement