REPUBLIKA.CO.ID, ALGIERS — Menteri Kesehatan Aljazair Abderahmane Benbouzid mendesak orang untuk mendapatkan vaksinasi segera. Vaksinasi ini diharapkan menyelamatkan rumah sakit dari kehancuran ketika negara Afrika Utara ini menghadapi lonjakan infeksi Covid-19.
Aljazair sedang berjuang melawan infeksi dari varian delta dan varian omicron yang sangat menular, yang sekarang menyumbang 60 persen dari infeksi Covid-19. Pada Senin lalu, kasus harian Covid-19 mencapai 2.215 kasus dan 13 kematian.
“Saya mendesak Anda untuk divaksinasi dan memutus rantai infeksi yang berisiko membuat institusi kesehatan kita bertekuk lutut,” kata Abderahmane Benbouzid dilansir dari Arab News, Kamis (27/1).
Sampai saat ini ujarnya, staf rumah sakit masih terus merawat para pasien dan mengelola rumah sakit. Namun Benbouzid ragu dan khawatir, apabila staf rumah sakit akan mulai berguguran. “Berapa lama mereka bisa bertahan?”tanya Benbouzid.
Menurut penelitian, Omicron cenderung menyebabkan penyakit parah daripada varian delta sebelumnya. omicron menyebar lebih mudah daripada jenis virus corona lainnya, dan telah menjadi dominan di banyak negara.
Omicron dianggap lebih mudah menginfeksi mereka yang telah divaksinasi atau sebelumnya telah terinfeksi oleh versi virus sebelumnya.
Menurut Benbouzid, tingkat inokulasi di Aljazair tetap rendah. Kurang dari seperempat populasi bahkan hanya memiliki satu dosis vaksin, padahal pemerintah tak henti-hentinya melakukan kampanye vaksinasi melalui media maupun jejaring sosial, baik aktor, penyanyi, atlet, dan influencer Aljazair yang terkenal.
“Aljazair memiliki stok vaksin yang sebagian besar dapat memastikan cakupan kebutuhan vaksinasi selama dua tahun,” kata menteri.
Secara keseluruhan, hanya 13 persen dari 45 juta penduduk Aljazair yang telah diinokulasi. Dari orang dewasa yang memenuhi syarat, hanya 29 persen yang telah menerima dua dosis vaksin.
Pada Desember, Aljazair juga telah memberlakukan paspor vaksin untuk memasuki banyak tempat umum, seperti fasilitas olahraga, bioskop, teater, museum, balai kota, dan situs lain seperti hammam pemandian yang populer di seluruh wilayah.
Tetapi masih banyak masyarakat yang ragu dan acuh tak acuh pada perintah vaksinasi yang digalakkan itu. Sehingga menyebabkan jutaan vaksin tidak digunakan di negara itu.
Angka resmi menunjukkan Aljazair telah mengalami 6.508 kematian terkait Covid-19 sejak pandemi dimulai, tetapi bahkan anggota komite ilmiah pemerintah mengakui angka sebenarnya jauh lebih tinggi. Khawatir takut disalahkan karena terkena virus, beberapa orang Aljazair merahasiakan infeksi mereka, yang kemudian justru membahayakan orang lain.
Sumber: arabnews