Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dena Azzahra Komala Dewi

Digitalisasi Perbankan Syariah di Masa Pandemi

Eduaksi | Thursday, 27 Jan 2022, 18:52 WIB

Pandemi COVID-19 membuat semua bidang perusahaan berpikir bagaimana agar usahanya dapat bertahan. Apa yang harus dilakukan saat situasi pandemi saat ini? Perbankan merupakan salah satu industri yang perlu berubah, bukan hanya karena pandemi, tetapi juga karena faktor persaingan (kompetitor) yang terus berupaya untuk menjadi yang terbaik. Salah satu cara untuk meningkatkannya adalah dengan melakukan inovasi layanan perbankan. Mengacu pada siaran pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agustus 2021, nilai transaksi digital banking per Juli 2021 naik 53,08% (YoY).Dengan adanya produk perbankan syariah yang dapat di akses melalu aplikasi, tentunya akan sangat mempermudah para penggunanya.

Seperti dilansir Bisnis.com, setidaknya ada empat strategi digitalisasi yang bisa dilakukan bank syariah:

Pertama, target konsumen yang lebih tajam. Selama ini strategi model bisnis bank syariah cenderung one size fits all. Resources terbatas sehingga akhirnya kurang berkembang. Bank syariah bisa mengadopsi model challenger bank atau fintech yang fokus pada segmen tertentu yang belum terlayani oleh bank pada umumnya. Segmen jasa pembayaran bisa menjadi pembuka. Ia bisa berkolaborasi dengan pelaku yang sudah terbiasa dengan pembayaran digital, baik payment gateway maupun aplikasi point of sales (POS). Dua pelaku ini merupakan pihak yang memiliki banyak data transaksi konsumen.

Kedua, optimalkan ekosistem ekonomi syariah. Pendekatan ekosistem bisa dimulai dengan ekosistem pesantren sebagai basis konsumen potensial, baik dari sisi sumber dana, potensi transaksi dan data pembayaran, serta penyaluran pembiayaan.

Ketiga, eksplorasi kanal media sosial. Menurut We Are Social, terdapat 170 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia. Setidaknya, mereka menghabiskan waktu rata-rata 3 jam 41 menit per hari. Fenomena ini membuat media sosial tidak hanya sebagai media komunikasi tetapi juga berniaga dan mengumpulkan data.

Keempat, model bisnis kolaboratif. Sinergi dengan pihak lain menjadi pilihan ketika sumber daya teknologi informasi maupun SDM terbatas. Kolaborasi bisa dilakukan dengan pihak yang memiliki jaringan sektor riil, baik offline maupun online, pihak yang memiliki kapabilitas teknologi, maupun dengan sharing infrastructure. Bank syariah bisa mengadaptasi cara perusahaan teknologi dalam perluasan skala usaha.

Dengan empat strategi tersebut, diharapkan digitalisasi Bank Syariah dapat mencapai efisiensi dan memberikan kemudahan bagi nasabahnya. Dengan demikian, pasar perbankan syariah bisa tumbuh lebih besar lagi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image