REPUBLIKA.CO.ID, Suami, istri dan keluarga amat beruntung jika berhasil hidup sukses tidak hanya di dunia tetapi hingga akhirat. Dengan bingkai keimanan, mereka mengulangi kebahagiaan yang bahkan bertambah nikmat karena berhasil berkumpul bersama di surga.
Meski demikian, ada pula potret keluarga yang tidak berhasil reuni di alam kekal tersebut. Alih-alih berkumpul bersama, mereka justru tercerai berai. Ada yang dalam kondisi suaminya berada di neraka dan istrinya di surga. Situasi sebaliknya pun mungkin saja terjadi saat istri berada di neraka sementara suami di surga.
Pengasuh Pondok Pesantren Husnul Khatimah Imam Nur Suharno mencontohkan, fenomena Fir’aun dan Asiyah yang memiliki akhlak dan karakter yang bertolak belakang. Suaminya dikenal sebagai raja yang zalim sementara istrinya merupakan sosok perempuan shalihah. “Sampai Asiyah berdoa kepada Allah untuk menjaga kesuciannya maka Fir’aun tak pernah bisa menyentuhnya,”ujar Ustaz Imam dalam program Republika Ngaji yang tayang di Republika.co.id setiap Kamis malam.
https://www.youtube.com/watch?v=qs79McDd_VQ&list=PLpJ2f3TJMy_ECRBARhcOK3Wdv91nAaH-d&index=1&t=1070s
Dia menjelaskan, keluarga ini sehidup di dunia namun ketika berada di akhirat mereka terpisah. Asiyah berada di surga sementara Fir’aun ada di neraka. Ustaz Imam pun berpesan kepada para pemirsa tentang pentingnya tarbiyah keluarga. Dia menjelaskan, jangan sampai ada anggota keluarga yang tertinggal seperti layaknya kisah Nabi Nuh As dimana anaknya tidak masuk ke dalam kapal. “Jangan sampai ada yang ketinggalan bus,”jelas dia.
Lebih jauh, Ustaz Imam Nur Suharno membagi tipologi keluarga di dunia. Ada keluarga tipe kuburan. Jenis keluarga ini tak memiliki komunikasi layaknya ada di kuburan. “Maka tidak nikmat dan tidak bahagia karena tak ada komunikasi di keluarga,”jelas dia.
Kedua keluarga tipe pasar. Keluarga jenis ini ribut terus. Ada masalah kecil yang bisa diselesaikan baik-baik justru diributkan. Jenis ini juga mirip dengan tipe ring tinju yakni keluarga yang hobi berkonflik antara satu dengan lainnya.
Ustaz Imam menjelaskan, jenis lainnya adalah keluarga tipe rumah sakit. Keluarga jenis ini, ujar dia, baru berkumpul jika ada yang sakit dan berada di rumah sakit. Jika tidak, mereka sibuk dengan urusan masing-masing. “Tipe yang terbaik adalah tipe masjid. Karena didalamnya ada madrasah untuk saling mengingatkan sama-sama ketika salah,”jelas dia.