REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan UsahanMilik Negara (BUMN), Erick Thohir memastikan akses obat murah untuk masyarakat Indonesia. Dia mengatakan, hal itu dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian kesehatan nasional.
"Kemandirian kesehatan harus terjadi. Kita tidak anti-asing, tidak anti obat mahal, tetapi kita juga harus memastikan yang namanya akses obat murah kepada rakyat," kata Erick Thohir dalam keterangan, Jumat (28/1).
Dia menegaskan, seluruh masyarakat memiliki kesempatan yang sama terkait akses kesehatan. Masyarakat yang mampu membeli obat mahal dipersilahkan, namun tidak bisa disamaratakan ketika rakyat yang tidak mampu harus disamakan dengan mereka yang mampu.
Dia mengatakan bahwa akses obat murah bagi masyarakat merupakan pelayanan kepada masyarakat. Erick juga menekankan bahwa era disrupsi kesehatan harus menjadi momentum introspeksi untuk mewujudkan kemandirian.
"Disrupsi kesehatan harus menjadi introspeksi kita untuk kemandirian. Masa bahan baku obat 95 persen impor, masa obat-obat mahal saja yang bisa diberikan kepada kita semua," katanya.
Sebelumnya m, Erick Thohir mengatakan akan menekan impor bahan baku obat. bUMN Indofarma akan fokus mengembangkan industri herbal. Dia menilai Indonesia memiliki alam dan budaya yang mendukung untuk pengembangan industri herbal.
Saat ini Kementerian BUMN telah mengonsolidasikan klaster kesehatan BUMN. Hal tersebut untuk menciptakan ekosistem yang dapat memperkuat ketahanan dan kemandirian kesehatan.
Kementerian BUMN juga telah menggabungkan Bio Farma sebagai perusahaan induk yang membawahi Kimia Farma, Indofarma dan sejumlah rumah sakit yang berada di bawah Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Dengan itu Bio Farma diharapkan mampu membuka peluang baru dalam industri kesehatan seperti industri vaksinasi.