Jumat 28 Jan 2022 16:07 WIB

Arab Saudi Mulai Vaksinasi Booster pada 1 Februari 2022

Vaksin booster diperlukan untuk memasuki fasilitas umum.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Vaksinasi di Arab Saudi. Arab Saudi Mulai Vaksinasi Booster pada 1 Februari 2022
Foto: aawsat.com
Vaksinasi di Arab Saudi. Arab Saudi Mulai Vaksinasi Booster pada 1 Februari 2022

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Status vaksinasi “Kekebalan” akan kedaluwarsa dalam aplikasi Tawakkalna untuk siapa saja yang berusia 18 tahun ke atas dan telah melewati delapan bulan setelah mengambil dosis kedua vaksin Covid-19.

Karena itu, Pemerintah Arab Saudi akan memperbarui status imunisasi Covid-19 dengan melakukan vaksinasi booster pada Selasa (1/2/2022). Dilansir Saudi Gazette, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah memastikan status imunisasi tidak akan berubah jika jangka waktunya kurang dari delapan bulan.

Baca Juga

Karena itu, dia menekankan perlunya mendapatkan dosis booster ketiga untuk memasuki fasilitas, tempat umum, tempat hiburan, pesawat terbang, dan transportasi umum. Grup yang sudah dikecualikan dari persyaratan vaksin akan dibebaskan dari kondisi baru juga.

Setelah jeda dua tahun, pada pekan ini sekolah-sekolah Arab Saudi mulai aktif kembali di semua tingkat pendidikan, termasuk taman kanak-kanak dan kelas dasar di sekolah negeri, swasta, asing dan internasional di seluruh wilayah dan provinsi Kerajaan. Karena itu, pihak berwenang berkomitmen menerapkan semua tindakan pencegahan dan protokol kesehatan sehingga bisa menjamin keamanan bagi semua dan memastikan lingkungan belajar yang sehat.

Kementerian Pendidikan (Kemendiknas) mengalokasikan periode pertama pada awal hari sekolah untuk mendidik siswa tentang pentingnya menerapkan tindakan pencegahan dan untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya memanfaatkan semua saluran dan sarana pendidikan yang disediakan oleh Kementerian.  

Pada saat yang sama, kementerian terus mengaktifkan mekanisme pendidikan jarak jauh dan e-learning, melalui platform Madrasati (Sekolahku) dan Rawdati (TKku) dan saluran IEN Lessons. Asisten Menteri Kesehatan Muhammad Al-Abdulaali yang juga juru bicara resmi kementerian menjelaskan kurva epidemiologi mencatat penurunan jumlah infeksi.

Seperti yang diharapkan, periode ini akan diikuti oleh stabilitas jumlah kasus berkat kepatuhan yang ketat terhadap tindakan pencegahan yang diperlukan dan program vaksinasi, sementara kasus kritis menjadi jauh lebih sedikit daripada tahap sebelumnya karena kemanjuran vaksin. Terkait pertanyaan tentang waktu yang tepat untuk melakukan tes Covid-19, Al-Abdulaali menyatakan orang yang diimunisasi yang kontak dengan pasien yang terinfeksi dan yang menunjukkan gejala penyakit harus melakukan pemeriksaan di rumah atau ke laboratorium.  

"Adapun mereka yang tidak memiliki gejala, tidak perlu menjalani tes," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement