REPUBLIKA.CO.ID, RABAT— Menteri Luar Negeri Maroko, Nasser Burita, berjanji akan melindungi keamanan spiritual Afrika dari upaya Iran untuk menyebarkan pengaruhnya di benua itu. Ia menyebut Iran sedang berupaya menyusup ke Afrika.
"Iran berencana untuk memasuki Afrika Barat dan menyebarkan doktrin Syiah di wilayah tersebut," katanya kepada komite parlemen dilansir dari The New Arab, Kamis (27/1).
Iran, negara mayoritas Syiah dengan rezim teokratis, dituduh menggunakan misionaris sebagai cara untuk menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia. Terutama di Afrika Barat, Asia, dan sebagian Timur Tengah.
Teheran juga dituduh mengobarkan perselisihan di kawasan itu melalui proxy, seperti dengan pemberontak Houthi Yaman yang telah melakukan serangkaian serangan terhadap Arab Saudi dan UEA, sekutu Teluk Maroko.
Abu Dhabi menjadi target serangan mematikan pekan lalu yang diklaim oleh Houthi. Itu adalah serangan pertama dari jenisnya di negara Teluk, yang memerangi Houthi di Yaman, meskipun pengiriman di lepas pantai Uni Emirat Arab juga telah ditargetkan oleh orang-orang yang dicurigai sebagai proksi Iran.
"Dukungan Maroko untuk apa yang dialami negara bagian Abu Dhabi di Uni Emirat Arab adalah pesan yang jelas untuk mengecam pelanggaran yang dilakukan Houthi di belakang dan kebijakan Iran yang mendukung mereka," ujarnya.
Maroko memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 2018, ketika menuduh kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Teheran melatih pejuang separatis Front Polisario melawan Maroko di Sahara Barat. Sementara Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada tahun 2016, menyusul pertengkaran atas eksekusi ulama Syiah Nimr Al-Nimr oleh Riyadh.
Bahrain, Sudan, dan Uni Emirat Arab bergabung dengan boikot Saudi terhadap Iran dengan memutuskan atau menurunkan hubungan diplomatik dengan Teheran. Semua pemerintah ini menuduh Iran campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka.