REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara berencana tidak mengirimkan atlet ke Olimpiade Musim Dingin Beijing yang akan diadakan pada Februari 2022. Setiap negara memiliki alasannya masing-masing.
“Setiap negara memiliki alasannya masing-masing. Beberapa negara beralasan menghindari Covid-19, sedangkan beberapa lainnya melakukan langkah tersebut sebagai statement penolakan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh China terhadap minoritas Uighur,” Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, dalam keterangan resmi yang diterima republika.co.id, Jumat (28/1/2022).
Dia memahami setiap negara memiliki posisi diplomatik, tapi berharap dunia olahraga tidak turut dipolitisi. “Saya memahami bahwa setiap negara memiliki posisi diplomatik masing-masing terhadap Amerika dan China, termasuk juga Indonesia. Akan tetapi, saya berharap agar dunia olahraga tidak turut dipolitisasi berdasarkan beberapa pertimbangan,” ujarnya.
Pertama, kata dia, China secara resmi telah memenangkan bidding untuk menjadi tuan rumah perhelatan dunia tersebut sejak beberapa tahun lalu. Sudah sepatutnya, kata dia, siapapun bersikap fair dan melihat olimpiade dengan kacamata sportivitas. Mari kita manfaatkan ajang olahraga sebagai momen persahabatan antarnegara dan mencetak prestasi.
Kedua, dalam Desain Besar Olahraga Nasional, Indonesia memiliki target besar prestasi olahraga hingga 2045. Terdekat, Indonesia menargetkan ranking 25 besar pada olimpiade tahun 2024. Sedangkan, pada tahun 2021, Indonesia baru mencapai peringkat 55.
“Ketiga, Indonesia baru saja mendapat teguran dari WADA. Dalam beberapa bulan terakhir, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) telah berusaha keras untuk memperbaiki nama Indonesia di mata dunia. Olimpiade merupakan jantung dari charter tersebut,” paparnya.
Indonesia sendiri memang belum pernah mengirimkan atlet ke Olimpiade Musim Dingin. Termasuk untuk 2022 karena tak ada yang lolos kualifikasi. Namun, pada penyelenggaraan di Korea Selatan pada 2018 silam, Indonesia pernah mengutus delegasi.