REPUBLIKA.CO.ID, — Setiap Muslim mempunyai tugas untuk menyeru orang lainnya kepada kepada kebaikan.
Mengajak orang lain untuk menegakan perbuatan makruf dan mencegah kemungkaran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran ayat 104).
Pendakwah KH Dzulfattah Yasin menjelaskan lafaz yad'una pada ayat tersebut merupakan fiil mudhari’ yang mengandung makna sedang atau akan dan bersifat af'alul istimrar berarti terus menerus.
Maka dari itu ayat tersebut menegaskan bahwa haendaklah di antara kamu ada sekelompok manusia yang selalu mengajak kepada kebaikan. Dalam kitab An-Nashaih Ad-Diniyyah karya Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad menjelaskan lafaz alkhair pada ayat itu bermakna mengajak kepada iman dan ketaatan.
"Jadi orang itu beriman dekat baru taat. Seperti Rasulullah ketika di Makkah selama kurang lebih 13 tahun itu dakwahnya hanya perbaikan iman, pemantapan akidah. Baru ketika hijrah ke Madinah ada perintah syariat, sholat dan lainnya. Dalam firman Allah ini, hendaklah ada seseorang atau sekelompok orang yang selalu mengajak orang lain kepada iman dan taat," kata Kiai Dzulfattah dalam kajian rutin Masjid Istiqlal Jakarta pada Kamis (27/1).
Kiai Dzulfattah mengatakan orang yang selalu menyeru orang lain untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT dan disertai keikhlasan karena Allah SWT, maka akan masuk pada golongan orang yang derajatnya tinggi (manzilaturrafiah).
Dia menjelaskan orang yang mengajak orang lain pada kebenaran, atau pada perbuatan baik, maka baginya pahala. Dan ketika orang lain mengikuti atau menjalankan kebaikan tersebut maka dia memperoleh tambahan pahala bahkan akan terus bertambah dengan kebaikan yang terus dikerjakan orang lain.
Sebaliknya bila seseorang mengajarkan perbuatan dosa kepada orang lain, lalu orang lain mengerjakan perbuatan itu, maka ia akan mendapatkan dosa berlipat ganda bahkan dosanya akan terus bertambah.
Lebih lanjut menurut kiai Dzulfattah orang yang setiap harinya disibukkan dengan berbuat baik dan mengajak kebaikan maka dia telah mengambil sebuah keuntungan yang sangat banyak dan telah berada di jalan Allah.
Selain itu kiai Dzulfattah menjelaskan dalam kitab An-Nashaih Ad-Diniyyah juga disebutkan bahwa orang yang senantiasa berdakwah maka akan menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah SAW.
"Orang yang paling dekat kepada Rasulullah dan yang paling utama di dunia dan di akhirat yaitu adalah orang yang paling giat melakukan kegiatan tadi itu yaitu dakwah. Berdakwah, menyebarkan kebaikan, mengajak orang berbuat baik, maka dia sempurna, menjaga orang untuk tetap iman dan taat," katanya.