REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah berkontribusi pada meningkatnya kasus gangguan tidur. Padahal, tidur yang berkualitas menjadi salah satu cara terbaik untuk mendukung sistem kekebalan, mengurangi stres hingga meningkatkan suasana hati.
Lalu bagaimana cara untuk mengatasi gangguan tidur dan mengembalikan kualitas tidur? Sebuah tinjauan ilmiah terbaru menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi adalah kuncinya.
Tinjauan ilmiah yang dilakukan oleh Journal of Academy of Nutrition and Dietetics meneliti studi yang diterbitkan antara tahun 1975 dan 2021 yang mempelajari tentang hubungan antara diet dan kualitas tidur. Peneliti menemukan bahwa mereka yang melakoni diet tinggi karbohidrat kompleks, lemak tak jenuh, protein, serat, buah-buahan, sayuran, nutrisi anti-inflamasi dan rendah lemak jenuh melaporkan kualitas tidur yang lebih baik.
"Studi ini adalah studi tinjauan yang mempelajari 20 penelitian tentang apa yang dimakan seseorang dan bagaimana hal itu memengaruhi kualitas tidur," jelas Ahli Gizi Amy Gorin, seperti dilansir dari laman Well and Good, Jumat (28/1/2022).
Secara khusus, para peneliti menghubungkan tiga kebiasaan makan dengan tidur yang lebih nyenyak, yakni pertama, diet tinggi karbohidrat kompleks khususnya, karbohidrat yang mengandung serat dan lemak sehat. Kedua, diet tinggi protein. Lalu ketiga, diet kaya buah-buahan, sayuran, nutrisi anti-inflamasi, dan rendah lemak jenuh.
Secara keseluruhan, penelitian ini merekomendasikan Anda untuk mengombinasikan menu karbohidrat seperti pasta atau gandum utuh dengan lemak sehat seperti alpukat, lalu tambahkan protein terbaik seperti tahu atau saldon, serta buah dan sayuran.
"Salah satu makanan favorit saya adalah menu vegan yang meliputi quinoa (karbohidrat kompleks), kacang merah (protein), bawang bombay, labu kuning, arugula, dan tomat (sayuran)," kata dia.
Namun sebelum menyantap makanan tersebut, perlu dipahami terlebih dahulu metodologi penelitian ini. Para peneliti mengukur kualitas tidur melalui metrik seperti non-rapid eye movement sleep atau tidur ayam, tidur REM (rapid eye movement sleep), tidur efisien, latensi tidur, dan terbangun setelah sleep onset.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan. Menurut Gorin, studi yang termasuk dalam penelitian ini adalah observasional dan intervensi, artinya kita dapat menunjukkan korelasi antara kualitas diet dan kualitas tidur tetapi bukan penyebab.
"Jadi tidak ada bukti pasti bahwa makan makanan kaya karbohidrat kompleks, protein, serta buah-buahan dan sayuran akan menjamin Anda tidur malam yang nyenyak," kata Gorin.
Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba melakoni kebiasan makan tersebut. Sebab konsumsi makanan dengan gizi seimbang berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan.