REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sangat menyesalkan demo ormas GMBI yang menimbulkan kericuhan di Markas Kepolisian Daerah Jabar, Kota Bandung, Kamis (27/1). Menurut Ridwan Kamil, tindakan anarkis dan pelecehan terhadap lambang Polda Jabar itu sangat disesalkan.
"Saya mendukung tindakan tegas dari kepolisian memproses mereka yang melanggar hukum," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil mengatakan, sebagai warga negara yang tinggal di negara hukum sudah sepantasnya mentaati aturan yang berlaku dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Bahkan, ketika menyampaikan aspirasi sekalipun.
"Kita hidup di negeri hukum dan negeri welas asih. Sampaikan aspirasi dengan baik-baik dan tidak merusak fasilitas publik, apalagi sampai melecehkan simbol institusi," katanya.
Emil pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kondusivitas Jawa Barat. "Mari kita bersama selalu menjaga kondusivitas Jawa Barat dan negeri ini. Semoga ini menjadi pelajaran" katanya.
Sebagaimana diberitakan, massa GMBI pada hari Kamis berunjuk rasa di Mapolda Jabar. Mereka menuntut penuntasan kasus anggota GMBI yang meninggal dalam peristiwa bentrok antar ormas di Kabupaten Karawang beberapa waktu lalu.
Dalam aksi tersebut, massa GMBI memaksa masuk Mapolda Jabar, hingga terjadi aksi dorong antara polisi dan pengunjuk rasa sampai gerbang Mapolda jebol. Salah seorang pengunjuk rasa kedapatan menaiki dan duduk di Patung Maung Lodaya yang menjadi lambang Polda Jabar.
Aparat telah menangkap puluhan pengunjuk rasa yang membuat kericuhan, termasuk pria yang menaiki Patung Maung Lodaya tersebut.