Jumat 28 Jan 2022 21:10 WIB

'Rojali' Marak di Kota Bogor, Nyawa Jadi Taruhannya

Mereka mempertaruhkan nyawa memberhentikan truk yang sedang melaju kencang.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro memberi keterangan terkait fenomena rojali yang marak di Bogor.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro memberi keterangan terkait fenomena rojali yang marak di Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Fenomena kelompok remaja atau kerap disebut sebagai Rojali sedang marak di Kota Bogor. Aksi berbahaya mereka yang kerap memberhentikan truk secara paksa dan menumpang di truk yang sedang melaju, telah merenggut korban jiwa dan luka-luka.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, memaparkan dalam kurun waktu dua tahun terakhir, sejak 2020 hingga 2022 ada enam orang meninggal dunia, dua orang mengalami luka berat, dan tiga orang luka ringan akibat aksi berbahaya tersebut.

“Mereka sebagian besar terdiri dari remaja. Mereka sebenarnya butuh edukasi. Awal tahun ini (2022) tercatat ada dua korban luka berat,” kata Susatyo kepada Republika, Jumat (28/1).

Susatyo menyebutkan, ruas jalan yang menjadi titik rawan aksi para rojali berada di Jalan Soleh Iskandar, Jalan KS Tubun, Jalan Pahlawan, Jalan Abdullah Bin Nuh dan Jalan Darul Quran. Dimana ruas jalan tersebut kerap dilewati kendaraan-kendaraan besar

“Mereka biasanya membuat konten-konten untuk diunggah ke media sosial dengan mempertaruhkan nyawa memberhentikan truk yang sedang melaju kencang secara mendadak dan paksa,” jelas Susatyo.

Dengan adanya fenomena ini, dia berharap para orangtua lebih mengawasi anak-anaknya agar tidak ikut atau terlibat dalam kelompok tersebut. Terlebih melakukan aksi-aksi berbahaya seperti memberhentikan truk mendadak, dan menaiki truk-truk yang sambil melaju.

Di samping itu, Susatyo juga meminta para pengemudi truk untuk tidak memberikan tumpangan karena beresiko menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Apalagi truk yang membawa muatan tidak mudah untuk berhenti mendadak.

“Berbahaya untuk menumpang truk terbuka, apalagi memberhentikan kendaraan yang sedang melaju, karena truk dengan bobot tertentu tidak mudah untuk berhenti mendadak. Jangan lagi ada nyawa remaja yang meninggal sia-sia di jalanan,” tegasnya.

Kasat Lantas Poresta Bogor Kota, Kompol Galih Apria, mengatakan Polresta Bogor tengah melakukan upaya pencegahan Rojali dengan melibatkan tim gabungan dari Sabhara, Binmas dan jajaran Polsek.

“Tim gabungan ini dibentuk oleh Pak Kapolresta untuk melakukan langkah yang tepat dengan cara menyambangi tokoh agama, tokoh  masyarakat dan para pengurus sekolah yang ada di kota Bogor untuk sama-sama berpartisipasi mencegah kegiatan Rojaki,” ujarnya.

Galih mengatakan, nantinya para tokoh agama tersebut akan diajak untuk ikut mensosialisasikan tetang bahaya aktivitas para Rojali, agar segera dihentikan dengan membagikan selebaran tagar #stop_rojali.

Dengan adanya upaya pencegahan tersebut, kara dia, diharapkan aktivitas berbahaya para Rojali dapat dihentikan.

“Jadi dengan menyambangi tokoh agama, tokoh masyatakat dan para pengurus sekolah ini, bisa tersampaikan kepada para orangtua untuk lebih mengawasi anak-anak mereka agar tidak ikut atau terlibat dalam aksi berbahaya tersebut,” pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement