REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah berupaya menyelamatkan jet tempur F-35C dari dasar Laut Cina Selatan setelah jatuh di kapal induk dan menuju ke laut. Jet tersebut membawa serta teknologi yang sangat rahasia, yang dikhawatirkan menjadi masalah besar jika China mengambilnya terlebih dahulu.
Angkatan Laut AS mengatakan F-35C jatuh-mendarat di dek USS Carl Vinson selama operasi rutin pada Senin (28/1), yang menyebabkan enam pelaut terluka dan pilot, yang terlempar dari pesawat sebelum jatuh ke laut.
Pesawat tempur Amerika yang paling canggih tersebut, bernilai lebih dari 100 juta dolar AS. Kendaraan ini dikemas dengan teknologi yang sangat rahasia dan jika ditemukan akan mewakili keuntungan intelijen bagi China, yang mengklaim hampir semua Laut China Selatan sebagai bagian wilayah negara.
Vinson melakukan patroli yang dimaksudkan untuk menantang klaim teritorial itu dan membela kebebasan navigasi internasional. F-35C adalah versi pesawat yang dirancang khusus untuk beroperasi dari kapal induk.
Pakar maritim mengatakan dibutuhkan kapal penyelamat AS yang dikerahkan selama lebih dari 10 hari untuk mencapai lokasi kecelakaan. Hal ini berpotensi memberi kapal selam China kesempatan untuk menemukannya terlebih dahulu.
“Kami tentu memperhatikan nilai F-35 dalam segala hal tentang apa artinya nilai itu,” ujar juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby, dilansir The Guardian Jumat (28/1).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, mengatakan pemerintah negaranya tidak memiliki ambisi untuk menemukan pesawat yang jatuh. Ia mencatat bahwa bukan pertama kalinya AS mengalami kecelakaan di Laut China Selatan.
“Kami tidak tertarik dengan pesawat mereka. Kami mendesak negara yang bersangkutan untuk melakukan hal-hal yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional,” jelas Kirby.
Pada 2001, sebuah pesawat pengintai EP-3 Amerika yang rusak berat melakukan pendaratan darurat di Pulau Hainan, China setelah bertabrakan dengan pesawat tempur China yang mengejar. Pesawat tempur itu pada akhirnya terjatuh, membuar seorang pilot tewas.
Ini adalah ketiga kalinya F-35 jatuh ke laut dan harus diselamatkan. Pada November 2021, sebuah pesawat tempur asal Inggris, F-35B, yang merupakan versi lepas landas pendek dan pendaratan vertikal, jatuh karena kehilangan daya lepas landas dari kapal induk HMS Queen Elizabeth di Mediterania. Pilot terlontar dan pesawat itu ditemukan dari dasar laut beberapa minggu kemudian.
Pada April 2019, sebuah F-35A yang berasal Jepang, versi lepas landas dan mendarat konvensional, jatuh dengan kecepatan lebih dari 1.000 km/jam ke Pasifik. Kecelakaan menyebabkan pilot pesawat tempur itu tewas dan hanya puing-puing yang bisa ditemukan.