Jumat 28 Jan 2022 22:50 WIB

BPBD: Kerugian Akibat Banjir di Aceh Timur Capai Rp33 Miliar

BPBD Aceh masih terus mendata kerugian akibat banjir

Personel BPBD Aceh Timur membawa bantuan logistik untuk korban banjir menggunakan perahu karet di Desa Cek Mbon, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Senin (3/1/2021). Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur mencatat banjir yang merendam 17 Kecamatan di daerah tersebut mengakibatkan 13.715 jiwa terdampak.
Foto: ANTARA/Hayaturrahmah
Personel BPBD Aceh Timur membawa bantuan logistik untuk korban banjir menggunakan perahu karet di Desa Cek Mbon, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Senin (3/1/2021). Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur mencatat banjir yang merendam 17 Kecamatan di daerah tersebut mengakibatkan 13.715 jiwa terdampak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur menyatakan kerugian bencana banjir di kabupaten tersebut yang terjadi di awal hingga pertengahan Januari mencapai Rp33 miliar.

"Kerugian akibat banjir yang melanda Kabupaten Aceh Timur dua pekan lalu diperkirakan lebih dari Rp33 miliar," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Timur, Ashadi, di Aceh Timur, Jumat (28/1/2022).

Baca Juga

Ashadi mengatakan kerugian tersebut meliputi kerusakan fisik seperti sarana transportasi jalan dan jembatan serta kerusakan rumah penduduk akibat dibawa arus banjir maupun rusak akibat tertimbun tanah longsor.

"Kerugian tersebut juga termasuk sektor pertanian, tanaman pangan dan hortikultura, begitu juga dengan perikanan. BPBD Aceh Timur masih mendata kerugian akibat banjir," kata Ashadi.

Lebih lanjut dikatakannya banjir yang terjadi awal hingga pertengahan Januari lalu berdampak kepada 2.169 rumah dan 7.598 warga yang tersebar 22 gampong atau desa yang tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Aceh Timur.

Banjir tersebut, kata Ashadi, menyebabkan 2.471 jiwa dari 668 keluarga terpaksa mengungsi. Mereka mengungsi wilayah tidak terkena banjir seperti di meunasah, masjid, maupun rumah kerabat. 

Selain itu, katanya, banjir juga menyebabkan warga dari empat kecamatan pedalaman di kabupaten itu terisolasi karena akses jalan lumpuh total, sehingga masyarakat di daerah itu terpaksa mengarungi sungai sebagai jalur alternatif.

"Ketinggian banjir saat itu berkisar 20 hingga 80 centimeter. Banjir tidak hanya menggenangi permukiman penduduk, tetapi juga badan jalan maupun areal pertanian masyarakat," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement