Sabtu 29 Jan 2022 05:21 WIB

Dari Mana Datangnya Gas Eropa Jika Rusia Pangkas Ekspor?

Ketegangan Rusia-Ukraina menimbulkan kekhawatiran krisis pasokan gas Eropa

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Kapal peletakan pipa Rusia. Ketegangan Rusia-Ukraina menimbulkan kekhawatiran krisis pasokan gas Eropa. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Jens Buettner
Kapal peletakan pipa Rusia. Ketegangan Rusia-Ukraina menimbulkan kekhawatiran krisis pasokan gas Eropa. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Meningkatnya ketegangan konflik Rusia-Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran krisis pasokan gas Eropa bisa menjadi lebih serius. Saat ini, harga pasar gas telah melampaui rekor tertinggi dan mengancam akan membebani rumah tangga Eropa dengan krisis biaya hidup.

Rusia adalah pemasok gas terbesar di Eropa yang sepertiganya mengalir melalui pipa gas Ukraina ke negara-negara di seluruh benua. Aliran gas Rusia telah seperempat lebih rendah dari biasanya selama tahun lalu. Namun, para pemimpin Eropa sekarang khawatir invasi Rusia ke Ukraina dapat menyebabkan bencana energi jika ekspor gas dihentikan.

Baca Juga

Pejabat Gedung Putih pekan ini mengatakan pemerintahan Biden sedang bersiap menyelesaikan kesepakatan untuk memastikan Eropa mampu melewati musim dingin dan musim semi. Mereka akan menengahi kesepakatan untuk negara-negara penghasil gas utama agar mengirim gas alam cair (LNG) dengan kapal tanker ke Eropa.

Dari mana datangnya pasokan gas darurat Eropa?

Para pejabat AS menggambarkan pencarian kargo gas cadangan sebagai global. Akan tetapi, pembicaraan kemungkinan akan berfokus pada Qatar, salah satu produsen gas terbesar di dunia dan pengekspor LNG terbesar kedua setelah Australia.

Qatar adalah sekutu barat yang kuat di Timur Tengah dan telah memasok LNG ke Inggris dan negara-negara Eropa lainnya selama bertahun-tahun, dikirim dengan sangat dingin melalui kapal tanker. Selain Qatar, negara Timur Tengah lain yang mungkin dapat membantu adalah Libya mengingat produksi gasnya yang kuat.

Sementara AS dapat memainkan peran langsung dalam memperkuat pasokan gas Eropa. Sejumlah rekor kargo LNG meninggalkan AS menuju pelabuhan Eropa selama sebulan terakhir dan AS memiliki insentif jangka panjang yang kuat untuk mendorong Eropa melepaskan ketergantungannya pada Rusia.

Berapa banyak gas darurat yang dibutuhkan Eropa?

Dilansir The Guardian pada Jumat (28/1), skala tantangan pasokan gas Eropa akan tergantung pada seberapa jauh ketegangan antara Rusia dan Ukraina meningkat. Rusia mengirimkan sekitar 230 juta meter kubik gas ke Eropa setiap hari di mana sekitar sepertiganya mengalir ke barat melalui Ukraina.

Namun, para ahli pasar masih belum mengetahui niat Rusia apakah akan memecah semua ekspor gas ke Eropa atau mereka yang bergantung pada jaringan pipa gas Ukraina. “Jika Rusia mempersenjatai ekspor energinya, berapa banyak energi yang akan mereka ganggu? Sulit untuk merencanakan skenario ini,” kata Kepala Komoditas Global RBC Capital Helima Croft.

Apakah ada cukup gas cadangan yang tersedia untuk mengisi celah?

Menurut Analis dari Rystad Energy Xi Nan, krisis pasokan gas global yang muncul ketika ekonomi mulai pulih setelah kemerosotan Covid-19 menyebabkan sedikit cadangan gas. Sementara AS mengatakan tidak perlu satu perusahaan atau negara untuk memasok gas penuh tetapi mengambil sedikit volume dari banyak sumber.

Saat ini, Qatar memproduksi 77 juta ton per tahun (Mtpa) LNG, tetapi telah mengontrak sekitar 97 juta ton per tahun kepada pembeli di Asia, Eropa, Kuwait, dan perusahaan energi besar yang dapat memilih ke mana mereka akan mengirim setiap kargo. AS juga telah berkomitmen 80 juta ton produksi LNG untuk pembeli di Asia dan Eropa.

Ada kemungkinan beberapa kargo kontrak yang diperuntukkan ke Asia dapat dialihkan ke Eropa sebagai gantinya berkat suhu musim dingin yang sejuk. Croft mengatakan akan ada diskusi halus antara produsen gas utama dan pembeli Asia mereka untuk menegosiasikan beberapa fleksibilitas pasokan gas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement