REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN—Wanita Iran diizinkan kembali untuk menghadiri pertandingan sepak bola tim nasional mereka di stadion Teheran, Kamis (27/1). Ini menjadi pertama kalinya dalam hampir tiga tahun larangan pemerintah atas wanita.
"Saya sangat senang. Ini pertama kalinya saya menghadiri pertandingan di Stadion Azadi," kata seorang insinyur sipil berusia 26 tahun, Mahya dilansir dari The New Arab, Jumat (28/1).
Iran secara umum telah melarang penonton wanita dari sepak bola dan stadion lainnya selama sekitar 40 tahun. Ulama, yang memainkan peran utama dalam pengambilan keputusan, berpendapat bahwa wanita harus dilindungi dari atmosfer maskulin dan pandangan pria.
FIFA telah mendorong selama bertahun-tahun agar Iran membuka stadionnya untuk wanita, tetapi Teheran pada 2019 hanya mengizinkan sejumlah kecil dari mereka untuk menghadiri pertandingan. Wanita terakhir kali menghadiri pertandingan nasional pada Oktober 2019, lalu akibat pembatasan Covid-19, penonton tidak diizinkan kembali datang ke stadion.
Badan sepak bola dunia FIFA memerintahkan Iran pada September 2019 untuk mengizinkan perempuan mengakses stadion tanpa batasan dan dalam jumlah yang ditentukan oleh permintaan tiket. Lalu kemudian wanita bisa menghadiri pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Iran dan Kamboja di Stadion Azadi.
Untuk pertandingan pertama sejak itu, 2.000 dari 10 ribu tiket eksklusif diperuntukkan bagi wanita saat kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Iran dan Irak, kantor berita ISNA melaporkan.
"Saya membeli tiket secara online dan mendapat SMS konfirmasi," kata Mahya, seraya menambahkan bahwa "Jika kami menang, kami akan merayakan kemenangan di jalanan."
Dia mendapatkan keinginannya, menyaksikan tim tuan rumah menang 1-0 atas Irak. "Tidak ada yang aneh atau rumit tentang seorang wanita pergi ke stadion. Seharusnya itu terjadi lebih awal. Saya berharap ini akan terus berlanjut," ujarnya.