ANTARIKSA — Para ilmuwan telah menemukan lebih dari 4.000 exoplanet atau planet di luar tata surya sejak 1995. Menurut laman Exoplanet Exploration NASA, lebih dari setengahnya ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler NASA, yang diluncurkan pada 2009. Kepler memang mengembang misi untuk mengonfirmasi planet-planet mirip Bumi di seluruh galaksi Bima Sakti.
Menemukan sebuah 'Bumi alien' sebenarnya adalah impian para astronom sejak lama. Namun, misi penemuan planet baru-baru ini menunjukkan dunia kecil berbatu seperti Bumi melimpah di galaksi, dan 10 di antaranya paling mirip dengan Bumi kita tercinta.
Untuk memenuhi syarat ramah kehidupan, sebuah planet harus relatif kecil dan berbatu, serta mengorbit bintangnya dalam zona layak huni. Artinya, si planet berada pada jarak yang memungkinkan air cair bisa bertahan di permukaannya. Selanjutnya, diteliti faktor pendukungnya, seperti komposisi atmosfer planet dan seberapa aktif bintang induknya.
Berikut adalah 10 planet yang paling mirip dengan Bumi yang dilansir Space.com pada Sabtu, 22 Januari 2022:
1. Gliese 667CC
This is an artist's impression of Gliese 667Cc. (Image credit: ESO/L. Calçada)
Ditemukan dengan teleskop 3,6 meter European Southern Observatory di Chili, Gliese 667Cc terletak hanya 22 tahun cahaya dari Bumi dengan ukuran sekitar 4,5 kali lebih besar. Menurut Jet Propulsion Laboratory NASA, Gliese 667Cc mengorbit bintang induknya, red drawf, hanya dalam waktu 28 hari. Kabar baiknya, bintang merah berukuran kecil itu jauh lebih dingin daripada matahari. Karena itu, Gliese diperkirakan terletak di zona yang layak dihuni. Hanya saja, planet itu mungkin mengorbit terlalu dekat sehingga dapat terbakar oleh suar dari red drawf.
2. Kepler-22B
Kepler-22b berjarak 600 tahun cahaya dari Bumi dengan ukuran sekitar 2,4 kali lebih besar. Itu adalah planet pertama yang ditemukan Kepler yang berada di zona layak huni bintang induknya. Tidak jelas apakah planet ini berbatu, cair, atau gas. Kepler-22b mengorbit bintangnya selama 290 hari, sangat mirip dengan Bumi yang mengorbit matahari selama 365 hari. Selain itu, planet ekstrasurya ini juga mengorbit bintang tipe G seperti matahari kita. Hanya saja, bintang ini lebih kecil dan lebih dingin dari Bumi.
3. Kepler-69C
Kepler-69c berjarak sekitar 2.700 tahun cahaya dari Bumi dengan ukuran 70 persen lebih besar. Para peneliti disebut belum yakin tentang komposisinya. Planet ini menyelesaikan satu orbit setiap 242 hari. Ini sebanding dengan Venus di dalam tata surya kita. Namun, bintang induk Kepler-69c sekitar 80 persen bercahaya seperti matahari, sehingga planet ini tampaknya berada di zona layak huni.
4. Kepler-62F
Planet ini sekitar 40 persen lebih besar dari Bumi dan mengorbit bintang yang jauh lebih dingin dari matahari kita. Dia mengorbit bintangnya selama 267 hari sehingga menempatkan Kepler-62f di dalam daftar zona layak huni. Kepler-62f terletak sekitar 1.200 tahun cahaya dari Bumi dan karena ukurannya yang besar, memungkinkan planet itu berbatu dan berpotensi menampung lautan.
5. Kepler-186f
Planet ini berukuran sekitar 10 persen lebih besar dari Bumi dan terlihat berada di zona layak huni bintangnya, walaupun kemungkinan itu tipis. Sebab, Kepler-186f hanya menerima sedikit energi dari bintangnya, sekitar sepertiga dari yang diperoleh Bumi dari matahari. Bintang induk Kepler-186f adalah bintang merah yang kecil, dan redup; red dwarf. Planet ini terletak sekitar 500 tahun cahaya dari Bumi.
6. Kepler-442b
Planet ekstrasurya ini 33 persen lebih besar dari Bumi dan mengorbit bintangnya setiap 112 hari. Kepler-442 yang dapat dijumpai pada 1.194 tahun cahaya dari Bumi pertama kali diumumkan pada tahun 2015. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society pada tahun 2021, menemukan, planet ekstrasurya ini kemungkinan menerima cahaya yang cukup untuk menopang biosfer yang besar. Para peneliti juga menganalisis kemungkinan Kepler-442b mampu melakukan fotosintesis. Mereka menemukan Kepler-442b menerima radiasi yang cukup dari bintang-nya.
7. Kepler-452b
Diumumkan pada tahun 2015, Kepler-452b adalah planet pertama yang ukurannya paling dekat dengan Bumi dan mengorbit di sekitar bintang yang juga seukuran matahari. Kepler-452b juga hanya membutuhkan 20 hari lebih lama untuk mengorbit bintangnya daripada Bumi, atau 385 hari. Menurut NASA, Kepler-452b 60 persen lebih besar dari Bumi dan bintang induknya, Kepler-452, 10 persen lebih besar dari matahari. Kepler-452 sangat mirip dengan matahari kita sehingga planet ekstrasurya itu diketahui mengorbit di zona layak huni. Menurut penemunya, dengan ukuran 1,6 kali lebih besar dari Bumi, Kepler-452b memiliki peluang yang lebih baik menyamai planet kita. Kepler-452b berada 1.400 tahun cahaya dari Bumi.
8. Kepler-1649c
Ketika data dari teleskop luar angkasa Kepler NASA dianalisis ulang pada tahun 2020, para ilmuwan menemukan Kepler 1649c. Planet ekstrasurya itu ditemukan memiliki ukuran yang mirip dengan Bumi dan mengorbit di zona layak huni bintangnya. Kepler-1649c terletak 300 tahun cahaya dari Bumi dan berukuran 1,06 kali lebih besar. Ketika membandingkan cahaya yang diterima kedua planet ini dari bintangnya, para ilmuwan menemukan Kepler-1649c menerima 75 persen cahaya seperti yang diterima Bumi dari matahari.
9. Proxima Centauri b
Proxima Centauri b terletak hanya empat tahun cahaya dari Bumi, menjadikannya planet ekstrasurya terdekat yang diketahui. Menurut Eksplorasi Exoplanet NASA, planet ini yang ditemukan pada 2016 ini memiliki massa 1,27 kali massa Bumi. Meskipun berada di zona layak huni bintangnya, Proxima Centauri terpapar radiasi ultraviolet yang ekstrem. Ini karena terletak sangat dekat dengan bintang induknya dan memiliki periode orbit hanya 11,2 hari.
10. Trappist-1e
Mengorbit bintang Trappist-1, planet ini memiliki ukuran yang paling mirip dengan Bumi dan berada pada zona layak huni sistem bintang tunggal. Sistem planet (sejumlah planet yang menginduk satu bintang seperti Tata Surya), ini terdiri dari tujuh planet. Air di sebagian besar sistem planet ini kemungkinan telah menguap di awal pembentukan 'Tata TRAPPIST-1e'. Namun, sebuah studi tahun 2018 menemukan, sejumlah planet di sistem ini dapat menampung lebih banyak air dibanding lautan di Bumi. Planet TRAPPIST-1e dianggap paling mungkin mendukung kehidupan seperti yang kita kenal.
Untuk diketahui, saat ini NASA telah meluncurkan James Webb Space Telescope yang salah satu tugasnya untuk melihat lebih detail planet-palnet ini. Teleskop yang sudah sampai di tempat orbitnya pada awal pekan ini bahkan mampu mengintip jauh ke titik awal alam semesta, Big Bang.