Ahad 30 Jan 2022 15:43 WIB

Muktamar NWDI, TGB Sampaikan Warisan Penting Sang Kakek

Muktamar yang pertama untuk mengingat hal-hal yang diwariskan maulanasyaikh muassis.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Fakhruddin
Muktamar NWDI, TGB Sampaikan Warisan Penting Sang Kakek (ilustrasi).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Muktamar NWDI, TGB Sampaikan Warisan Penting Sang Kakek (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK -- Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) menggelar Muktamar pertama di Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (30/1). Dalam agenda akbar ini, Ketua Umum PB NWDI TGH M Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menyampaikan warisan penting dari TGH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Ulama yang dikenal sebagai Tuan Guru Pancor itu adalah kakek TGB dari keturunan ibunya. TGH Muhammad Zainuddin juga merupakan pahlawan nasional pertama dari Provinsi NTB. TGB mengatakan, muktamar NWDI yang pertama ini untuk mengingat kembali legasi dari kakeknya tersebut.

Baca Juga

“Muktamar yang pertama untuk mengingat hal-hal yang diwariskan maulanasyaikh muassis (pendiri) NWDI,” ujar TGB dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/1).

Di dalam kitab suci Alquran, menurut dia, Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah. Karena itu, menurut dia, dalam berkhidmat di NWDI harus diniatkan ibadah karena Allah. “Ada empat hal yang Sidi (guru) Syaikh sampaikan supaya amal ini bernilai ibadah,” ucap TGB.

Pesan pertama, yaitu harus memiliki niat yang baik. Karena itu, menurut TGB, kakeknya tersebut sering menyampaikan hadits tentang keutamaan niat dalam setiap majelis. “Luruskan hati kita dari awal. Karena awalmu adalah akhirmu,” kata Doktor Ahli Tafsir Alquran ini.

Kemudian, pesan kekeknya yang kedua adalah prosesnya harus baik. Karena itu, menurut dia, sejak awal 1937 ketika membangun sekolah pertama, Tuan Guru Pancor juga menggunakan proses terbaik.

Pesan yang ketiga adalah semua harus dilibatkan, serta menggunakan seluruh kearifan yang tumbuh di masyarakat. “Kearifan agama dipakai, kearifan budaya dipakai,” jelas TGB.

Sedangkan pesan yang keempat adalah isinya harus baik dan dilakukan dengan kepahaman dan pengetahuan. “Bila tanpa kepahaman maka ujungnya tak akan baik,” ujar TGB.

TGB melanjutkan, ketika awal-awal berdirinya, ukhuwah juga selalau menjadi ciri organisasi NWDI.  Karena itu, menurut dia, di antara yang dicontohkan oleh Tuan Guru Pancor adalah selalu bersilaturahim satu sama lain. “Membangun ukhuwah wathaniyah, ukhuwah nadliyah, dan ukhuwah Islamiyah,” kata TGB.

Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia ini menambahkan, NWDI juga merupakan wadah perjuangan untuk menjaga dan memegang teguh amanah. Hal ini tercermin pada amanah di kata “wathan”.

“Menjaga tanah air bukan hanya kewajiban organisasi dan kewajiban kebangsaan, tapi juga kewajiban keagamaan, hukumnya fardhu ain, itu yang disampaikan oleh Maulanasyaikh,” jelas TGB.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement