Ahad 30 Jan 2022 17:10 WIB

Erick Thohir Ingin Perkuat Ekosistem Kopi

Program ekosistem kopi tahap pertama menyasar pada enam titik proyek percontohan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Biji kopi. Erick Thohir ingin memperkuat ekosistem kopi Nusantara.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Biji kopi. Erick Thohir ingin memperkuat ekosistem kopi Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir resmi meluncurkan project management office (PMO) kopi Nusantara di Lampung, Ahad (30/1).

Erick menyampaikan PMO kopi Nusantara merupakan upaya BUMN dalam memperkuat ekosistem industri kopi Tanah Air. "Dalam membangun ekosistem itu tidak mungkin terjadi kalau masing-masing pihak ego, ekosistem bisa terjadi kalau mau ditaruh di tengah semua kepentingan, toh sila kelima itu kesejahteraan untuk semua," ujar Erick saat Kick Off dan Peluncuran PMO Kopi Nusantara serta Pelepasan Ekspor Kopi Perdana PT PPI di Lampung, Ahad (30/1/2022).

Baca Juga

Erick menyebut BUMN berkewajiban menjaga keseimbangan ekonomi, termasuk dalam sektor kopi. Erick mengatakan para petani kopi memerlukan dukungan agar bisa meningkatkan kesejahteraan. 

"Dalam kopi itu 90 persennya petani, berbeda dengan sawit yang 60 persen swasta dan petaninya 40 persen," ucap Erick.

Erick mengatakan para petani kopi kini telah resmi bergabung dalam ekosistem program Makmur yang telah berhasil meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani padi, jagung, dan tebu. Erick menyampaikan program Makmur sendiri sudah mencapai 71.612 hektare dengan 50 ribu petani padi, jagung, tebu, dan holtikultura yang mampu meningkatkan pendapatan petani hingga 45 persen.

"Bayangkan petani kopi Vietnam dalam satu hektare menghasilkan lima ton, kita cuma dua ton," ungkap Erick.

Selama ini, ucap Erick, kopi Indonesia hanya digunakan sebagai campuran oleh pasar global lantaran kualitas yang dihasilkan tidak maksimal. Hal ini sama dengan padi yang tidak memiliki kualitas standar internasional. Persoalan ini, lanjut Erick, lantaran tidak adanya dukungan teknologi yang mumpuni dalam menghasilkan kualitas kopi terbaik.

"Sistem pengeringan sama kaya di padi, tidak bagus akhirnya pecah. Petani pinjam uang dari tengkulak, bunga tinggi, cepat-cepat dipetik padahal masih hijau," kata Erick.

Erick menyampaikan program ekosistem kopi tahap pertama menyasar pada enam titik proyek percontohan. Erick menyebut upaya penguatan sektor kopi tentu tak hanya dilakukan BUMN semata, melaikan memerlukan kolaborasi berbagai pihak.

"Ini proyek percontohan. Insya Allah kita mencoba juga mengetuk hati menteri lain, ada Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Pertanian untuk sinergi memperbaiki produksi petani kopi," ucap Erick.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement