REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota Malang menyatakan segera melakukan penataan parkir di kawasan wisata Kayutangan Heritage, dimana pada saat akhir pekan terjadi kemacetan akibat banyaknya masyarakat yang memarkir kendaraan mereka di tepi jalan.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan bahwa proses penataan parkir kendaraan bermotor pada kawasan wisata Kayutangan Heritage tersebut diharapkan bisa rampung pada 2022.
"Sudah, ini sudah kita pikirkan bersama. Tahun ini diharapkan sudah tertata," kata Sutiaji.
Sutiaji menjelaskan, saat ini pihaknya juga tengah menyiapkan proses pembangunan kantong parkir yang terletak pada bekas gedung kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang yang berada di Jalan Majapahit.
Menurutnya, bekas gedung kantor DLH Kota Malang itu akan dijadikan salah satu kantong parkir utama bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Kayutangan Heritage. Saat ini, rencana pembangunan kantong parkir di lokasi tersebut masih dalam proses pembahasan.
"Ini sedang kita proses, kemarin menunggu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)," ujarnya.
Selain menyiapkan kantong parkir pada bekas gedung DLH Kota Malang, Pemerintah Kota juga akan menyiapkan kantong parkir pada titik lain. Namun, Sutiaji tidak merinci pada titik mana kantong parkir tersebut akan disiapkan.
"Ada titiknya, tidak saya sebutkan karena berkaitan dengan masalah eksekusi atau pembelian. Pembelian titik itu, jika saya sampaikan, nanti harganya bisa tinggi," katanya.
Sebagai informasi, kawasan Kayutangan saat ini tengah dibenahi Pemerintah Kota Malang. Dalam beberapa waktu terakhir, di kawasan tersebut telah terpasang lampu-lampu bernuansa klasik berwarna hijau tua dengan kombinasi emas di sepanjang jalan.
Ada sebanyak 95 lampu hias yang berjajar di sepanjang Jalan Basuki Rahmat tersebut. Pemasangan lampu hias itu membutuhkan dana sebanyak Rp 1,4 miliar, turun dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp 2,9 miliar.
Rencana pengembangan kawasan Kayutangan, akan dijadikan wilayah yang menyerupai kawasan Malioboro di Yogyakarta, namun sesuai dengan karakteristik Kota Malang dan dikemas dalam konsep Malang City Heritage.
Koridor Kayutangan, atau yang saat ini lebih dikenal sebagai Jalan Basuki Rachmat dipilih karena memiliki nilai sejarah tinggi. Pengembangan kawasan itu untuk mewujudkan kawasan dengan warisan budaya yang menjadi destinasi wisata.