Ahad 30 Jan 2022 23:02 WIB

Pessel Tawarkan Investasi di KEK Mandeh kepada Saudi

Secara administrasi, KEK Mandeh sudah lengkap, termasuk perizinan hingga AMDAL.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemda Pesisir Selatan, Sumatra Barat, akan menawarkan Saudi untuk berinvestasi di KEK Mandeh.
Foto: kek.go.id
Ilustrasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pemda Pesisir Selatan, Sumatra Barat, akan menawarkan Saudi untuk berinvestasi di KEK Mandeh.

REPUBLIKA.CO.ID, PAINAN -- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatra Barat, Mawardi Roska, mengatakan, Pessel akan mencoba menawarkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandeh kepada Arab Saudi. Rencananya pada Senin (31/1/2022) nanti, Pessel akan dikunjungi Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia  H.E. Esam bin Ahmed Abed Al Thaqafi.

"Mudah-mudahan terealisasikan, karena dalam sektor ekonomi ini Kedutaan Besar Arab Saudi sangat tertarik untuk bekerja sama dengan pemerintahan Kabupaten Pesisir selatan," kata Mawardi, Ahad (30/1/2022).

Baca Juga

Ia menyebut secara administrasi, KEK Mandeh sudah lengkap, termasuk perizinan hingga AMDAL. Masyarakat setempat, menurut Mawardi, telah menyepakati pembebasan lahan seluas 412 hektare untuk mendukung pembangunan kawasan Mandeh.

Selain menawarkan potensi di kawasan Mandeh, pihaknya lanjut Mawardi juga ingin menawarkan potensi pengembanga  energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya Pembangkit Tenaga Listrik Minihidro.

"Kita di Pesisir Selatan sedikitnya punya 22 sungai, dengan potensi nyaris 100 MW dan kini sudah ada beberapa diantaranya yang telah beroperasi," ujar Mawardi.  

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia berada di Sumatra Barat sejak Sabtu (30/1/2022) kemarin. Mereka sudah berkunjung ke Kota Padang dan Kota Payakumbuh untuk menjalin silaturahmi dan sejumlah kerja sama.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement