Kejar Ketertinggalan 'Milestone' Anak dengan Latih Kemampuan Utama
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Laboratorium Psikologi Terapan Keluarga-Anak (LPT-KA) dan Pusat Kegiatan Gugus (PKG) Kecamatan Lowokwaru mengadakan agenda pembinaan tumbuh kembang anak. | Foto: Humas UMM
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sinergisitas antara orang dan guru menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam mendidik anak. Hal ini terutama dalam mencapai tahap-tahap perkembangannya.
Dosen Psikologi dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Atika Permata Sari mengungkapkan, kerja sama antara keluarga dan pihak sekolah sangat diperlukan. Begitupun dengan konsistensi yang kuat agar anak tidak mengalami perasaan kebingungan dalam bersikap dan berperilaku.
Adapun anak-anak yang mengalami permasalahan di tahapan perkembangannya, bukan berarti ia tidak bisa menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Saat menemukan permasalahan itu, ada baiknya orang tua dan pendidik segera melakukan penanganan. "Ini agar proses pemulihannya bisa berlangsung dengan cepat pula,” kata Atika.
Ia juga menekankan pentingnya perhatian selama masa tumbuh kembang anak. Kemudian juga pentingnya mengasah kemampuan utama dari anak sekaligus melatih apa-apa yang belum dikuasai oleh anak terkait. Dengan begitu, anak bisa mengejar ketertinggalan tahapan milestone yang dimiliki.
Atika juga menjelaskan red flag perkembangan anak sehingga bisa segera ditindaklanjuti oleh para orang tua. Aspek pertama ialah motorik yang berfokus pada pergerakan fisik anak. Tiap usia memiliki perbedaan dan ciri tumbuh kembangnya masing-masing.
Kemudian adapula aspek bahasa dan sosio-emosional. Keduanya juga sama-sama memiliki standar mengenai perlu tidaknya anak dibawa ke pihak yang lebih profesional untuk dibantu.
Sementara itu, Ketua Pusat Kegiatan Gugus (PKG) Kecamatan Lowokwaru, Sadia Mewar menegaskan, semua anak seharusnya mendapatkan pembelajaran yang baik. Sebab itu, pertemuan rutin dirasa menjadi salah satu upaya dalam mengevaluasi dan mencari solusi atas problematika yang sedang dialami.
Menurutnya, kesuksesan mendidik anak juga tidak lepas dari pemahaman pendidik mengenai tonggak capaian perkembangan anak. Pemahaman ini akan berefek pada seberapa maksimal tumbuh kembang peserta didik yang bergantung pada stimulasi yang diberikan.
"Maka penyesuaian kurikulum, rancangan stimulasi, hingga dasar asesmen harus berdasarkan pada milestone yang sesuai dengan usia," ujarnya.