REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sepak bola berjalan (walking football) semakin dikembangkan di Indonesia sebagai olahraga rekreasi dan cocok untuk kesehatan.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengajak Perkumpulan Sepak Bola Berjalan Seluruh Indonesia (Persejasi) terlibat dalam Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) ke-VI yang akan digelar di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pada pada 2022.
Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Rekreasi, Kemenpora RI, Maifrizon, menyampaikan bahwa sepak bola berjalan semakin menambah khasanah olahraga rekreasi di Indonesia yang semakin banyak peminatnya.
Untuk itu, Kemenpora memberi apresiasi yang besar atas kehadiran Persejasi yang mendorong sepak bola berjalan tersebut sebagai bagian dari memperluas partisipasi masyarakat dalam olahraga.
“Sepak bola berjalan bisa dikategorikan sebagai salah satu olahraga rekreasi yang juga sangat didorong oleh pemerintah Indonesia. Untuk itu, kami mengharapkan Persejasi terlibat dalam Fornas yang akan digelar di Palembang. Fornas ini merupakan PON (Pekan Olahraga Nasional, red) dari olahraga rekreasi di Indonesia,” katanya.
Dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/1/2021), disebutkan bahwa Persejasi telah diluncurkan di Arena21 Pulomas, Jakarta, Sabtu (29/1/2022). Acara tersebut dihadiri Asisten Deputi Pengelolaan Olahraga Rekreasi, Kemenpora, Maifrizon, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Olahraga Irawadi Hanafi, Dewan Penasehat Persejasi Iwan D Hanafi, dan Dewan Pembina Persejasi Fachry Thaib.
Selain itu sejumlah legendaris sepak bola yang tergabung dalam Indonesia Football Ambassador (IFA) juga hadir seperti David Sulaksmono, Berti Tutuarima, Nasir Salassa, dan Louis Mahodim.
Ketua Persejasi Hendra Hartono dalam sambutannya mengatakan sepak bola berjalan ini merupakan olahraga yang sehat dan sangat cocok untuk orang dewasa dengan usia di atas 50 tahun. Olahraga ini sudah berkembang di Inggris sejak 2011 lalu dan sudah mendunia dengan agenda tahunan secara rutin dilakukan.
Ide awal, kata dia, untuk mengembangkan olahraga ini karena kondisi pandemi dan ingin melibatkan banyak pihak terlibat. “Dalam waktu singkat, peminat di Indonesia terus meningkat karena mudah dijangkau dan sudah ada beberapa agenda nasional yang sedang disiapkan dalam setahun ini,” ujar Hendra.
Sepak bola berjalan semakin dikenal dan telah banyak dimainkan di dunia sejak diperkenalkan pertama kali oleh John Croot pada 2011. Di Inggris sendiri, negeri asal sepak bola berjalan, telah terdaftar ribuan perkumpulan atau klub olahraga ini.
Pada dasarnya, olahraga ini adalah pengembangan dari olahraga sepak bola yang sudah dikenal sebelumnya. Namun, karena olahraga ini dirancang untuk usia di atas 50 tahun (untuk perempuan, di atas 40 tahun), maka terdapat lebih dari 50 perbedaan aturan permainan dengan olahraga sepak bola.
Salah satunya, pemain dilarang berlari selama permainan/pertandingan, baik ketika menguasai bola ataupun tidak. Aturan lainnya adalah tidak diperkenankan untuk melakukan cegatan dengan kontak fisik (tackling) dan tidak diperkenankan menendang bola melambung hingga melewati kepala atau ketinggian tertentu yang telah ditetapkan.
“Semua aturan tersebut dibuat agar tidak ada cedera fisik dan gangguan kesehatan lain yang berpotensi dihadapi pemain sepak bola berjalan,” kata Hendra.