REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta memerlukan tambahan sekitar 4.000 kilometer jaringan pipa air bersih untuk memenuhi target 100 persen cakupan layanan bagi warga Ibu Kota hingga 2030.
"Yang sudah tergelar ada 12 ribu kilometer jaringan pipa dan butuh 4.000 kilometer lagi digelar di Jakarta untuk pelayanan air bersih," kata Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali saat "kick off" akselerasi transisi dan transformasi PAM Jaya di Kuningan, Jakarta, Senin (31/1/2022).
Dengan jaringan pipa sepanjang 4.000 kilometer itu ditargetkan dapat menyuplai sekitar 11 ribu liter per detik yang didapatkan dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional I dan II serta Karian.Saat ini, lanjut dia, dari sepanjang 12 ribu kilometer jaringan pipa air bersih menyuplai sekitar 21 ribu liter per detik.Sedangkan, cakupan layanan air bersih perpipaan di Jakarta baru mencapai sekitar 66 persen dengan jumlah sambungan mencapai sekitar satu juta pelanggan.PAM Jaya harus mampu menyediakan suplai tambahan sekitar 11.000 liter per detik yang mencakup sekitar 34 persen wilayah pelayanan baru untuk perpipaan kepada kurang lebih satu juta hingga 1,5 juta tambahan pelanggan baru pada 2030.PAM Jaya merupakan BUMD DKI Jakarta yang mendapat mandat penyediaan air bersih perpipaan di Ibu Kota yang saat ini memasuki masa transisi untuk mengelola 100 persen air bersih pada 2023 setelah kerja sama dengan dua mitra swasta, Aetra dan Palyja selesai.Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya Syamsul Bachri Yusuf mengatakan pembangunan jaringan pipa itu akan masuk sebagai salah satu bagian investasi hingga 2030.Adapun total proyeksi nilai investasi hingga 2030 mencapai sekitar Rp30 triliun, selain investasi untuk peningkatan kapasitas produksi dan antisipasi peningkatan jumlah pelanggan.Diperkirakan jumlah pelanggan bertambah 1-1,5 juta pelanggan baru dari total jumlah pelanggan saat ini mencapai sekitar satu juta."Jadi ada juga kenaikan signifikan, kami mesti menambah pelanggan itu sekitar satu juta sampai 1,5 juta. Ini semua dampaknya kalau dikalkulasi nilai investasi yang dibutuhkan itu sekitar Rp30 triliun," ucapnya.