Senin 31 Jan 2022 16:50 WIB

Luhut: Lonjakan Kasus Omicron Bisa 3x Lipat dari Delta, Indonesia Jauh dari Kondisi Itu

Luhut menyebut pemerintah tengah mengantisipasi lonjakan kasus omicron di Indonesia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Reiny Dwinanda
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, kasus Covid-19 akibat varian omicron bisa melonjak tiga kali lipat dari varian delta jika kita tidak berhati-hati.
Foto: Antara/Reno Esnir
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, kasus Covid-19 akibat varian omicron bisa melonjak tiga kali lipat dari varian delta jika kita tidak berhati-hati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah tengah melakukan langkah antisipasi terhadap potensi lonjakan kasus Covid-19 terkait varian omicron yang diperkirakan bisa mencapai tiga kali lipat dari kasus varian delta. Prediksi lonjakan kasus tersebut didasarkan pada data dari beberapa negara, seperti di Amerika Serikat, Israel, Afrika Selatan, dan Inggris.

"Jumlah rawat inap di negara tersebut jauh lebih tinggi dikarenakan jumlah kasusnya meningkat hingga lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan delta," kata Luhut yang juga menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi saat konferensi pers usai rapat terbatas dengan presiden, Senin (31/1/2022).

Baca Juga

Dari data tersebut, pemerintah menganalisis bahwa jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia bisa lebih tinggi dibandingkan saat varian delta. Itu jika kasus harian mengalami peningkatan lebih dari tiga kali lipat.

"Seperti tahun lalu, kita lihat hampir 56 ribu, bisa saja nanti tiga kali dari itu bila kita tidak berhati-hati," ucapnya.

Kendati demikian, Luhut mengatakan, hingga saat ini potensi kenaikan jumlah kasus hingga tiga kali lipat dari varian delta tersebut kecil kemungkinan terjadi. Berdasarkan simulasi yang dilakukan dengan para pakar, jumlah tersebut masih jauh dari kondisi saat ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement