Senin 31 Jan 2022 19:08 WIB

AS: Putin Terus Kerahkan Pasukan ke Perbatasan Ukraina

AS mengatakan Rusia masih melakukan pengerahan pasukan ke perbatasan Ukraina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Rusia Vladimir Putin
Foto: AP/Alexei Nikolsky/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia masih melakukan pengerahan pasukan ke perbatasan Ukraina. Washington menilai, hal itu memberi Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa opsi jika dia memutuskan melancarkan serangan militer.

“Dia (Putin) dapat mengeksekusi beberapa opsi itu dalam waktu dekat. Artinya itu benar-benar, sungguh-sungguh, kapan saja. Itu tergantung pada apa yang mungkin ingin dilakukan Vladimir Putin,” kata juru bicara Pentagon John Kirby di Fox News Sunday, Ahad (30/1/2022).

Baca Juga

Menurut dia, Putin bisa melakukan tindakan dalam skala kecil dan besar. “Dan dia (Putin) terus menambah pasukan ke perbatasan dengan Ukraina. Kami menyaksikannya bahkan selama akhir pekan ini,” ujar Kirby.

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengatakan dia akan mengirim pasukan negaranya ke Eropa Timur. Hal itu diumumkan saat ketegangan masih membekap perbatasan Rusia-Ukraina. “Saya akan memindahkan pasukan AS ke Eropa Timur dan negara-negara NATO dalam waktu dekat. Tidak banyak,” kata Biden kepada awak media di Pangkalan Gabungan Andrew, setelah perjalanannya dari Pittsburg, Pennsylvania, Jumat (28/1).

AS dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menuding Rusia merencanakan serangan ke Ukraina. Moskow disebut telah mengerahkan lebih dari 120 ribu tentara di perbatasannya, termasuk menempatkan tank-tank dan artileri.

Rusia juga mengerahkan pasukannya ke perbatasan Belarusia, tepat di utara Ukraina, AS telah memperingatkan Belarusia agar tak membantu Rusia jika mereka melakukan agresi ke Ukraina. “Kami juga telah menjelaskan kepada Belarusia bahwa jika memungkinkan wilayahnya digunakan untuk serangan ke Ukraina, ia akan menghadapi tanggapan cepat dan tegas dari AS serta sekutu dan mitra kami,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada awak media, Selasa (25/1) lalu.

Pemerintahan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko merupakan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada Desember tahun lalu, Lukashenko mengungkapkan, negaranya akan menggelar latihan militer gabungan dengan Rusia. Merespons pengumuman itu, AS memperingatkan senjata nuklir bisa dimasukkan ke Belarusia.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement