Senin 31 Jan 2022 19:08 WIB

Ridwan Kamil Lakukan Tiga Penguatan Waspadai Lonjakan Omicron

Jawa Barat mencatat, pekan ini sudah ada 492 kasus positif Covid-19 varian Omicron.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengecek kesiapan fasilitas di RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan, Ahad (30/1/2022). Hal itu untuk mengantisipasi meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron.
Foto: Biro Adpim Jabar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengecek kesiapan fasilitas di RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan, Ahad (30/1/2022). Hal itu untuk mengantisipasi meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan sudah melakukan langkah taktis untuk mencegah kasus Omicron yang diprediksi akan mengalami kenaikan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri mencatat, pekan ini sudah ada 492 kasus positif Covid-19 probable varian Omicron. Ini berdasarkan data yang berhasil dihimpun dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (31/1).

Menurut Ridwan Kamil, pihaknya melakukan tiga penguatan agar kenaikan bisa diantisipasi oleh Jawa Barat. Dibarengi aksi turun langsung pihaknya ke lapangan meninjau kesiapan di daerah.

Baca Juga

Pertama, kata dia, menguatkan kembali komunikasi antara Satgas Covid-19 provinsi dengan 27 kabupaten/kota, juga Satgas antar kabupaten untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Seperti penghentian sementara PTM di Kota Bogor. 

"Pak Bima Arya Wali Kota Bogor menyampaikan sebuah fenomena sehingga kami izinkan. Kami terus memantau persiapan di daerah dengan intens,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil pun meminta seluruh kepala daerah di Jabar turut serta memantau pergerakan kasus di wilayahnya terutama di lingkungan sekolah. Lebih khusus lagi, kepala daerah di wilayah Jabodetabek untuk memantau pergerakan. 

"Kami minta semua kepala daerah memonitor, tapi per hari ini karena memang episentrumnya ada di Bogor, Depok, Bekasi memang rata-rata kemungkinan ada perubahan-perubahan kebijakan mayoritas di wilayah itu," katanya. 

Menurutnya, tak sekadar mendengar dan membaca laporan dari daerah, pihaknya juga melakukan pemeriksaan dan peninjauan langsung terkait kesiapan di sejumlah rumah sakit umum daerah (RSUD) seperti di Bekasi dan Kuningan. 

“Kunjungan langsung ke fasilitas layanan kesehatan seperti RSUD penting untuk melihat kesiapan tenaga kesehatan, cadangan oksigen dan obat-obatan. Sejauh ini RSUD sudah siap karena belajar dari kenaikan kasus varian Delta pada 2021 lalu,” paparnya.

Di level provinsi, kata dia, pihaknya memastikan kesiapan oksigen yang cukup di Posko Oksigen. Warga pun masih terus bisa memanfaatkan layanan yang ada di Pikobar.

Penguatan ketiga, kata dia, adalah mempercepat cakupan vaksinasi booster yang dinilai cukup efektif untuk menghadapi varian Omicron. Menurutnya jangkauan dan pelaksanaan vaksinasi booster seiring dengan terus disisirnya warga Jawa Barat yang belum melakukan vaksinasi pertama dan kedua. 

“Cakupan vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat paling tinggi di Indonesia, dengan warga mendapatkan vaksin booster maka kita mengurangi resiko fatal terpapar Omicron,” kata Emil.

Menurut Emil, prediksi kenaikan Omicron terjadi di tengah kondisi Covid-19 yang terbilang landai di Jawa Barat. Walaupun begitu, pihaknya meminta agar pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah dibarengi dengan kesadaran warga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Emil pun yakin, warga juga sudah pandai melihat dan bisa memilah agar tetap melakukan prokes saat kasus sedang naik. Intinya, Emil memohon kewaspadaan jangan menyepelekan kasus Omicron ini. Karena, biasanya di dalam kebosanan ada kelengahan, di dalam kelengahan ada potensi kita mendapat banyak masalah di pengendalian Covid.

"Ekonomi semua lagi bagus ya jadi jangan sampai ekonomi bagus ini terkendala lagi oleh situasi kita yang tidak disiplin," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement