Senin 31 Jan 2022 19:13 WIB

Kemenkes: Kenaikan Positivity Rate Seiring Peningkatan Tes-Lacak

Angka kenaikan positivity rate sepekan terakhir naik 3,65 persen.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan telah terjadi kenaikan positivity rate dalam sepekan terakhir. Kenaikan sebesar 3,65 persen seiring dengan peningkatan kapasitas testing dan tracing.

"Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar Nadia, Senin (31/1/2022).

Baca Juga

Nadia mengatakan, untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja.

"Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” ucap Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1.000 penduduk per pekan. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per pekan.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang Nadia.

Kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan Covid-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat.

"Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan Covid-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar Nadia.

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedisin yang tersedia.

"Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tegas Nadia.

Angka kasus positif Covid-19 di Indonesia pada Senin (31/1), 10.185 kasus. Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4.353.370 kasus.

Sementara kasus pasien meninggal bertambah 17 kasus pada hari ini, dan kasus sembuh bertambah 3.290 kasus. Dari penambahan itu, DKI Jakarta menyumbang penambahan tertinggi sebanyak 5.268 kasus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement