Selasa 01 Feb 2022 07:45 WIB

Memetik Pelajaran dari Gus Baha dan Mason Greenwood di Sore yang Sama

Syahwat tak hanya dijaga tetapi juga harus dikendalikan.

Kekerasan Mason Greenwood terhadap Hariet Robson mengancam karir sepak bolanya.
Foto: EPA-EFE/PETER POWELL
Kekerasan Mason Greenwood terhadap Hariet Robson mengancam karir sepak bolanya.

Oleh : Gilang Akbar Prambadi, Jurnalis Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Judul yang saya bubuhkan untuk tulisan singkat saya ini mungkin mengundang tanya bagi siapapun yang mengenal dua nama di atas. Pun bisa jadi, mengundang kebingungan. Bisa dimaklumi, di judul tersebut, ada dua tokoh dari dunia yang benar-benar bertolak belakang nangkring berdampingan.

Tapi memang faktanya, sebuah pelajaran yang saya dapat di sore itu, Ahad (30/1/2022), berkaitan dengan keduanya.

Belakangan ini, saya sedang sangat menggemari tausiah beranalogi ringan yang disampaikan oleh seorang ulama, asal Rembang, Jawa Tengah, Gus Baha. Tentunya, lewat youtube.

Siang itu, video demi video yang menampilkan ceramah dari sosok bernama lengkap Ahmad Bahauddin tersebut saya lahap, sambil setengah mengantuk. Begitulah memang manusia era kini. Segala hal lebih enak bila disaksikan via ponsel. Namanya menonton di ponsel tentu berbeda dengan hadir langsung di majelis taklim. Sambil berbaring menikmati hari santai khas Ahad, saya menonton ceramah Gus Baha sembari berguling-guling di kasur bersama kedua anak laki-laki saya. Kurang lebihnya, itulah penyebab saya mengantuk.

Hingga kemudian Gus Baha membahas sesuatu yang membawa-bawa sosok favorit saya, Umar Bin Khattab. Mata saya pun mulai kembali menyala penuh.

Gus Baha menerangkan hal yang cukup sensitif, yakni tentang (maaf) syahwat.

Menurut Gus Baha, syahwat alias birahi adalah sesuatu yang sama sekali tidaklah keliru jika tetap dijaga untuk bersemayam di masing-masing manusia. Ia menjelaskan, dalam sebuah riwayat, Umar yang kala itu merupakan Amirul Mukminin ditanya oleh salah satu muslim. "Wahai Umar, apa Anda punya Syahwat?". Umar menjawab, "Iya,". "Apa Anda terlintas untuk zina?", lanjut sang penanya. Umar menjawab, "Iya,".

"Tapi, saya tidak pernah zina, cuma ya saya senang tetap bersyahwat," kata Umar menambahkan.

Kemudian, pernyataan Umar selanjutnya menjadi yang digarisbawahi oleh Gus Baha mengenai amalan dalam menjaga syahwat. "(Aku menjaga syhahwat) supaya ditulis pahalaku (mampu) menahan syahwat. Kalau aku tidak punya syahwat, maka tidak akan ditulis pahalaku bahwa aku mampu menahan syahwat".

Demikian sepenggal kisah dari Umar yang Gus Baha ceritakan kala itu. Bukan bermaksud merasa sok alim, tapi kala itu, sekali lagi, saya dibuat girang oleh cara Gus Baha membuat saya bertambah ilmu.

Tak lama dari momen saya meresapi kata-kata Gus Baha, keunikan kemudian terjadi, dan masih seputar hal ada kaitannya dengan syahwat.

Ketika jari ini berniat beranjak ke video ceramah Gus Baha selanjutnya, saya melihat notifikasi di grup Whatsapp kantor muncul. Kemunculan pemberitahuan pesan itu mencuri perhatian karena dua hal. Pertama, notifikasi tersebut menindih bagian atas tampilan video youtube yang sedang saya perhatikan dengan seksama. Kedua, ada nama pemain sepak bola dari tim yang saya gemari, Manchester United (MU), tertera di sana.

Saya pun langsung membuka pesan itu, dan sontak kaget karena isinya adalah tentang kabar mengenai kekerasan yang dilakukan oleh bomber muda MU, Mason Greenwood.

Isi dari pesan yang berisi tautan unggahan di twitter itu adalah soal kekerasan yang dilakukan oleh pemuda berusia 20 tahun tersebut kepada kekasihnya, Hariet Robson. Unggahan itu berisi foto-foto dan sebuah rekaman suara yang dilabeli oleh Hariet dengan tajuk 'Inilah yang dilakukan Greenwood kepada saya'. Ia sebetulnya mengunggah itu di Instastory tapi kemudian ada pihak yang merangkumnya.

Dari unggahan itu terungkap, sejoli yang hidup di Manchester, Inggris itu ternyata menjalani jalinan kasih yang penuh darah dan air mata. Greenwood, diduga kerap menyiksa Hariet hingga luka-luka serta lebam di sekujur badan. Di foto lain, darah tampak berceceran dari lubang hidung gadis berambut pirang itu.

Di bagian akhir unggahan, Hariet menyertakan rekaman suara yang ia sebut merupakan dialognya dengan Greenwood saat tengah berduaan. Dengan akses khas british, Greenwood seperti sedang memaksa Hariet untuk berhubungan badan. Kata-kata kasar terlontar dari sosok yang diduga Greenwood.

Terus terang, saya tak kuat mendengarnya. Apalagi di terdengar pula rintihan sedih penolakan dari Hariet.

Membayangkan sosok pemain junior di klub kesayangan saya melakukan itu, sulit bagi saya untuk menahan rasa benci yang aneh. Aneh karena faktanya, saya di sini hanya menyaksikan tanpa bisa membuktikan apakah benar itu perbuatan Greenwood. Bahasa jurnalis bilang, kita mesti cover both side.

Namun di sisi lain, tangan tiba-tiba mengepal, ingin rasanya mendaratkan bogem ke sosok kidal dengan nomor punggung 11 di MU itu.

Tuduhan yang dilayangkan kepada Greenwood akhirnya berujung ke penahanan. Tak lama setelah unggahan itu mendunia, Kepolisian Manchester menjemput Greenwood untuk menjalani proses penyelidikan. Media-media Inggris menyebut, Greenwood dihadapkan pada dua tuduhan; pemerkosaan dan kekerasan.

Sangat disayangkan, jika benar Greenwood terbukti melakukan kedua hal itu, maka ia telah menyia-nyiakan kehidupan yang diimpikan banyak pecinta MU termasuk saya. Yaitu, menjadi pesepak bola profesional hasil berjuang via akademi. Greenwood tak bisa dimungkiri adalah calon bintang masa depan lapangan hijau.

Pemuda kelahiran tahun 2001 itu menimba ilmu sepak bola di MU sejak usia tujuh tahun. Ia setia di sana hingga promosi ke tim utama pada 2018, kemudian debut setahun berselang.

Meski masih belia, ia sudah 129 kali membela MU dengan torehan 36 gol. Plus, Greenwood juga langganan dipanggil timnas Inggis sejak kelompok usia U-15. Catatan yang benar-benar mentereng.

Tapi sayang sejuta sayang, jika benar terbukti bersalah atas kasusnya, maka karier Greenwood dipastikan selesai. Sepak bola Inggris memang tak kenal ampun dengan isu-isu seperti ini. Adam Johnson dan Benjamin Mendy adalah bukti. Keduanya merupakan bintang lapangan hijau yang kariernya langsung tamat karena harus mendekam di bui akibat kasus yang berhubungan dengan perbuatan asusila alias tidak mampu mengontrol syahwat.

Bagi saya pribadi, menerima dua cerita berbeda dengan persoalan sama, yakni syahwat, di sore itu sangatlah berkesan. Harus diakui bahwa sangat butuh kehebatan luar biasa untuk mampu menahan birahi. Bila tak bijak bersikap, salah-salah 'dia' bisa terlepas lalu berlari liar, atau bahkan yang terburuk, kebablasan seperti yang diperbuat Mason Greenwood.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement