REPUBLIKA.CO.ID, Kepolisian bergerak cepat untuk menuntaskan kasus Youtuber, Edy Mulyadi, yang menyinggung Kalimantan sebagai tempat 'jin buang anak" terkait penolakannya terhadap pemindahan ibu kota. Edy dilaporkan oleh beragam kelompok dari ormas atau paguyuban warga Kalimantan hingga pendukung Prabowo yang tidak suka pimpinannya ikut dihina dengan sebutan 'macan mengeong'.
Berikut jejak kasus Edy Mulyadi
18 Januari
-Edy Mulyadi bersama sejumlah rekannya mengunggah rekaman konpers berjudul 'Bau Busuk Oligarki dan Ancaman Atas Kedaulatan di Balik Pindah Ibu Kota."
23 Januari
Cuplikan soal pernyataan Edy sindir Kalimantan sebagai tempat jin buang anak mulai ramai di Twitter. Begitu pun dengan cuplikan Prabowo sebagai macan yang mengeong.
23 Januari
Wakil Ketua DPD Mahyudin menilai pernyataan Edy bernada menghina.
24 Januari
Pemilik saluran Youtube Bang Edy Channel, Edy Mulyadi, meminta maaf terkait dengan pernyataan Kalimantan sebagai 'tempat jin buang anak'. Menurut dia, istilah 'tempat jin buang anak' itu untuk menggambarkan tempat yang jauh.
25 Januari
Koalisi Masyarakat Adat, Dayak dan Kebangsaan Provinsi Kalimantan Tengah meminta Edy Mulyadi yang melecehkan masyarakat Kalimantan agar dituntut secara hukum.
25 Januari
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Papua melaporkan pegiat media sosial Edy Mulyadi ke polisi atas kasus ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
26 Januari
Polisi mengatakan, kasus dugaan ujaran kebencian yang dilakukan youtuber Edy Mulyadi (EM) telah ditingkatkan statusnya dari tahap penyelidikan jadi penyidikan.
27 Januari
Polisi periksa 38 saksi dan keterangan ahli terkait kasus Edy.
28 Januari
Bareskrim Mabes Polri memanggil Edy Mulyadi. Edy tidak hadir dan hanya diwakili pengacaranya. Polri mengancam akan menjemput Edy jika tidak datang pada pemanggilan pekan depan.
31 Januari
Bareskrim Mabes Polri menetapkan Edy Mulyadi sebagai tersangka kasus ujaran kebencian.