REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB, merilis hasil penelitian Rating Transformasi Digital dan Kota Cerdas Indonesia 2021 (Riset RTDI & RKCI 2021).
Menurut Ketua Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas, Prof Suhono Harso Supangkat, penyusunan indikator, pengukuran dan kajian riset pada RTDI & RKCI ini menggunakan Garuda Smart City Framework (GSCF). Selain itu, riset ini juga didukung oleh proses validasi setiap proses melalui analisis sentimen media sosial.
"Hasil penelitian menyatakan lima kota besar di Indonesia dinominasikan sebagai kota yang memiliki kemampuan dalam menghadapi berbagai permasalahan keamanan dan kebencanaan," ujar Prof Suhono dalam siaran persnya, Senin (31/1).
Kota Tangguh atau Resilience city merupakan kota yang terus berfungsi saat menghadapi berbagai tantangan dan kemudian dapat pulih, tumbuh, dan berkembang dengan lebih baik.
Prof Suhono menjelaskan, kota yang memiliki kemampuan dalam menghadapi berbagai permasalahan keamanan dan kebencanaan, adalah Kota Semarang tercatat sebagai peringkat pertama kategori Kota Tangguh dalam Riset RTDI & RKCI 2021.
Menurutnya, indikator yang menjadi tolak ukur dalam rating ini di antaranya adalah keberadaan masterplan tanggap bencana, inovasi untuk proses mitigasi, dan proses adaptasi pada saat bencana termasuk manajemen aset dan pengelolaan kebencanaan.
"Resilience city juga mengacu kepada ketahanan ekonomi, dan lingkungan," katanya.
Setelahnya, kata dia, Kota Bogor menduduki peringkat kedua kategori Kota Tangguh dalam Riset RTDI & RKCI 2021. Penilaian ini didukung isu positif yang muncul di media sosial menyangkut beberapa implementasi di Kota Bogor.
Seperti beberapa dinas yang saling bekerjasama untuk mempersiapkan PTM, antisipasi kebencanaan yang dilakukan BPBD terkait bencana yang musim hujan seperti banjir, pohon tumbang dan rumah roboh.
Kota yang mendapat peringkat ketiga dalam kategori Kota Tangguh, kata dia, yaitu Kota Surabaya. Menurut analisis, meskipun dalam situasi pandemi Kota Surabaya masih mampu membuat masyarakat tetap dan dapat melakukan aktivitas untuk mendapatkan pelayanan dasar. Seperti keamanan dan bencana, kesehatan, pendidikan, pelayanan publik, perumahan dan pelestarian budaya dan sejarah dan lain sebagainya.
Sementara Kota Bandung, kata dia, mendapat peringkat keempat kategori Kota Tangguh. Hasil analisa menyatakan sentimen media terhadap kebencanaan di Kota Bandung menunjukan sentimen positif sebesar 67 persen.
Hal ini juga didukung program sistem pelaporan masyarakat terhadap permasalahan yang dialami langsung sehingga cepat teratasi. Terakhir kategori Kota Tangguh menurut Riset RTDI & RKCI 2021, kata dia, adalah Kota Tangerang.
Hasil analisis menunjukan walaupun belum memiliki sistem pendeteksi bencana namun pemerintah Kota Tangerang terhitung sangat tanggap bencana dan kriminalitas dengan keberadaan jumlah polisi yang bertugas.