REPUBLIKA.CO.ID,HULHUMALE -- Menteri Luar Negeri Maladewa (Maldives), Abdulla Shahid, mengungkapkan bahwa ia telah meminta dukungan pemerintah Turki untuk mendirikan Pusat Islam (Islamic Center) di pulau reklamasi di pinggiran ibukota Male. Permintaan itu disambut baik oleh Turki. Menurut Shahid, Turki mendukung pendirian Pusat Islam di Hulhumale tersebut.
Hal itu diumumkan Shahid saat menjadi menggelar konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Republik Turki, Mevlut Avusoglu, yang baru-baru ini mengakhiri kunjungan resmi ke Maldives. Sebagai bagian dari kunjungan yang dimulai pada 28 Januari 2022, kedua belah pihak terlibat dalam pembicaraan resmi pada Sabtu lalu, yang dilanjutkan dengan konferensi pers bersama.
"Saya juga senang untuk mencatat bahwa permintaan telah diterima secara positif oleh Pemerintah Turkiye bahwa kami akan menerima dukungan dari Turkiye untuk proyek ini. Islamic Center ini akan menjadi mercusuar harapan, persatuan Islam, dan simbol hubungan abadi antara Maladewa dan Turkiye. Mengingat keahlian Turkiye di bidang ini, saya yakin bahwa proyek penting ini akan mendapat banyak manfaat dari bantuan Anda," kata Shahid, dilansir di RaajjeMV, Selasa (1/2/2022).
Shahid mengungkapkan bahwa diskusi antara mereka diadakan pada prioritas pembangunan Maladewa saat ini yang mencakup 'Program Magang Nasional' yang tengah berlangsung. Ia juga telah meminta dukungan Turki untuk program penting, yang dirancang untuk memfasilitasi kesempatan belajar praktis bagi pemuda Maladewa.
Menlu Maladewa mengungkapkan bahwa keberhasilan pelaksanaan program ini akan menghasilkan peningkatan partisipasi perempuan muda di bidang terampil dan mengurangi pengangguran kaum muda di Maladewa.
Sejak terjalinnya hubungan diplomatik, ini adalah pertama kalinya seorang menteri luar negeri Turki melakukan kunjungan resmi ke negara kepulauan itu. Menurut Shahid, hal ini mencerminkan keberhasilan inisiatif kebijakan luar negeri baru Presiden Ibrahim Mohamed Solih.
Menlu Shahid selanjutnya mengungkapkan bahwa Maladewa dan Turki terus bekerja sama erat dan berbagi pandangan tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, baik secara bilateral maupun dalam forum multilateral selama empat dekade terakhir.
Dia menyatakan bahwa kunjungan rekannya dari Turki dan diskusi yang terjadi, menandai awal dari babak baru dalam sejarah 'terkemuka' bagi kedua negara bersama-sama.
- Maladewa dan Turki menjalin hubungan diplomatik pada 28 Mei 1979. Sejak saat itu, kedua negara mempertahankan hubungan diplomatik tertutup di berbagai sektor.