Rabu 02 Feb 2022 03:30 WIB

Sekolah di DIY Diminta tak PTM 100 Persen

Sekda DIY menyerahkan pengurangan kapasitas PTM ke masing-masing sekolah.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Pemeriksaan kesehatan siswa SD sebelum vaksinasi Covid-19 susulan di SD Muhammadiyah Sagan, Yogyakarta, Selasa (25/1/2022). Beberapa siswa SD terpaksa mengikuti vaksinasi Covid-19 susulan karena berhalangan saat vaksinasi di sekolah asal. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengaku telah menyelesaikan vaksinasi anak usia 6-11 tahun sesuai rekomendasi Kemenkes. Bahkan waktu yang ditargetkan selesai pada Rabu (19/1/2022) lebih cepat dengan capaian 101 persen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pemeriksaan kesehatan siswa SD sebelum vaksinasi Covid-19 susulan di SD Muhammadiyah Sagan, Yogyakarta, Selasa (25/1/2022). Beberapa siswa SD terpaksa mengikuti vaksinasi Covid-19 susulan karena berhalangan saat vaksinasi di sekolah asal. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mengaku telah menyelesaikan vaksinasi anak usia 6-11 tahun sesuai rekomendasi Kemenkes. Bahkan waktu yang ditargetkan selesai pada Rabu (19/1/2022) lebih cepat dengan capaian 101 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DIY, Kadarmanta Baskara Aji meminta agar sekolah tidak menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh atau 100 persen. Pasalnya, ditemukan beberapa kasus positif Covid-19 di sekolah yang melaksanakan PTM seperti di SMA Negeri 8 Yogyakarta beberapa waktu lalu.

"PTM dikurangi kita sudah umumkan sekitar seminggu yang lalu, itu sudah mulai dilakukan," kata Aji.

Baca Juga

Pihaknya menyerahkan pengurangan kapasitas PTM ke masing-masing sekolah. Hal ini berdasarkan kondisi di sekolah yang melaksanakan PTM.

Pengurangan kapasitas ini dimaksudkan agar jarak antar peserta didik selama berlangsungnya PTM tetap terjaga. Selain itu, Pemda DIY juga meminta agar sekolah mengurangi jam pelajaran selama PTM.

"Kita sudah minta kepada sekolah-sekolah menyesuaikan supaya waktu dan jumlah yang masuk itu dikurangi, tidak 100 persen lagi. Ada yang 50 persen, ada yang 70, kita silakan saja, ada yang masuk 100 persen tapi karena punya lokasi yang lebih (untuk bisa jaga jarak)," ujar Aji.

Screening terhadap siswa dan guru di sekolah pun dilakukan secara berkelanjutan hingga saat ini. Setidaknya, sudah ditemukan ratusan kasus positif Covid-19 dari skrining yang dilakukan di sekolah-sekolah di DIY yang menyelenggarakan PTM.

"Kita sampai ketemu angka 469 (kasus positif) itu juga karena sebagian besar itu hasil screening. Jadi kita ketemunya itu dari hasil screening dan tes karena mau bepergian, rata-rata yang mau bepergian ini sehat, artinya tidak ada keluhan," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement