Klaster Penularan Covid-19 dari PTM Sekolah di Solo Kian Meluas
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Karyawan SMA Warga Solo melakukan penyemprotan cairan disinfektan di halaman kelas setelah temuan kasus positif COVID-19 di sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/1/2022). Setelah adanya 12 orang dari guru, siswa dan karyawan sekolah SMA Warga Solo yang terkonfirmasi positif COVID-19, pihak sekolah setempat mulai meniadakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan mengganti sistem pembelajaran daring guna mencegah penyebaran Virus COVID-19. | Foto: Antara/Maulana Surya
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kasus penularan Covid-19 di sekolah-sekolah di Solo semakin meluas. Tercatat, sudah ada empat sekolah tingkat SMA/SMK yang melaporkan ke Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah terkait kejadian khusus penularan Covid-19.
Pekan lalu, SMA Warga Solo melaporkan adanya kasus Covid-19 yang terjadi pada siswa, guru, dan karyawan. Totalnya, ada 25 orang di lingkungan sekolah tersebut yang terpapar Covid-19. Pembelajaran tatap muka (PTM) di SMA Warga ditunda selama dua pekan sejak Kamis (27/1).
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah, Suratno, menyatakan, selain SMA Warga, ada tiga sekolah lainnya di Solo yang melaporkan kasus Covid-19, yakni SMK Mikael, SMA Negeri 1, dan SMA Negeri 5.
Suratno menjelaskan, kasus Covid-19 di SMK Mikael berawal dari satu siswa yang positif. Setelah diadakan penelusuran kontak erat didapatkan 7 siswa. Pada Sabtu (29/1) ketujuh siswa tersebut menjalani swab antigen hasilnya negatif. Kemudian pada Senin (31/1) diadakan swab PCR di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno.
"Hari ini Kepala Sekolah melaporkan bahwa hasilnya semua tujuh orang siswa itu negatif. Dengan demikian, PTM di SMK Mikael Solo lanjut terus," kata Suratno saat dihubungi wartawan, Selasa (1/2).
Selanjutnya, kasus Covid-19 di SMA Negeri 1 sudah ada dua siswa yang terkonfirmasi positif. Kemudian, puskesmas setempat sudah melakukan penelusuran kontak erat dan tes swab.
"Swab sudah dilaksanakan kemarin. Hasilnya masih menunggu. SMA Negeri 5 ada satu siswa. Untuk sekolah lain belum lapor dan terkonfirmasi," imbuhnya.
Dengan adanya penambahan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah, Suratno berpesan kepada para Kepala Sekolah agar tetap tenang dan tidak panik. Melainkan, harus mengambil langkah cepat penyelamatan dan pengendalian.
"Lapor dan konsultasi dengan pihak Dinas Kesehatan. Penelusuran kontak erat dan tes swab dilakukan oleh Puskesmas. Konsultasi dengan Dinkes dan Cabang Dinas untuk penentuan kegiatan belajar mengajar (KBM)," katanya.