Rabu 02 Feb 2022 11:48 WIB

Pertamina: Pertalite Dominasi Konsumsi BBM

Saat ini masyarakat memang sudah beralih konsumsi ke BBM berkualitas lebih baik

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Pengendara motor mengisi BBM jenis Pertalite di sebuah SPBU Pertamina di Jakarta, (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pengendara motor mengisi BBM jenis Pertalite di sebuah SPBU Pertamina di Jakarta, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana menjadikan BBM jenis Pertalite sebagai BBM penugasan. PT Pertamina (Persero) saat ini masih terlibat dalam pembahasan ini.

Corporate Secretary Subholding Commercial and Trading PT Pertamina (Persero), Irto Ginting menjelaskan, saat ini masyarakat memang sudah beralih konsumsi ke BBM berkualitas lebih baik dan ramah lingkungan. Hal ini ditunjukan dari konsumsi Pertalite yang mendominasi konsumsi jenis BBM lainnya.

Baca Juga

"Saat ini lebih dari 70 persen konsumsi masyarakat ke Pertalite dibandingkan seluruh jenis gasoline yang ada," ujar Irto kepada Republika, Rabu (2/2).

Bahkan dari tahun ke tahun konsumsi Pertalite oleh masyarakat terus mengalami pertumbuhan. Dibandingkan 2020, konsumsi Pertalite pada 2021 kemarin naik 30 persen."More or less memang naik 30 persen," tambah Irto.

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian Montty Girianna menjelaskan data konsumsi menunjukan pada 2020 kemarin serapan pertalite mencapai 18 juta kiloliter. Sedangkan di tahun 2021 serapan pertalite mencapai 23 juta kiloliter.

Beralihnya masyarakat dari konsumsi Premium ke Pertalite juga ditunjukan dari kecilnya serapan Premium dari masyarakat. Dari total kuota Premium sebesar 15 juta kiloliter hanya terserap 3,4 juta kiloliter.

"Jadi memang secara statistik pertumbuhan konsumsi Pertalite terus tumbuh. Naik 30 persen dibandingkan 2020 ke 2021," ujar Montty.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement