Rabu 02 Feb 2022 13:41 WIB

Disdik Kota Bandung Evaluasi PTM di Tengah Kasus Covid-19 Melonjak

Disdik tengah melakukan survei uji kepatuhan individu siswa dan lembaga.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjelaskan tentang Covid-19 dan pentingnya prokes kepada para siswa saat memantau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh di SDN 033 Jalan Asmi, Kota Bandung. (Ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjelaskan tentang Covid-19 dan pentingnya prokes kepada para siswa saat memantau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara penuh di SDN 033 Jalan Asmi, Kota Bandung. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --  Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung akan mengevaluasi kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah kasus Covid-19 yang melonjak. Sejumlah instrumen disiapkan untuk menilai apakah PTM akan dilanjutkan atau diputuskan berhenti dan dibatasi kapasitas.

Kabid Disdik Pembinaaan dan Pengembangan SD Kota Bandung Bambang Ariyanto mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan survei uji kepatuhan individu siswa dan lembaga terkait penerapan protokol kesehatan. Selain itu vaksinasi Covid-19 usia 6 tahun hingga 11 tahun terus digenjot.

"Uji kepatuhan individu itu gambarannya satuan tugas Covid di sekolah itu mendata kepatuhan semua siswa dan warga sekolah mulai dari masuk kemudian aktivitas di sekolah kemudian pulang sekolah tentang kesehatannya memakai masker menerapkan prosesnya seperti apa di setiap kelas di setiap area," ujarnya di Balai Kota Bandung, Rabu (2/2/2022).

Dia melanjutkan, hasil survei uji kepatuhan individu siswa akan muncul berupa angka. Apabila hasil uji kepatuhan melebihi 80 persen maka PTM dilanjut dengan kapasitas tetap atau meningkat. Namun, jika di bawah 80 persen maka akan dievaluasi dan diserahkan kebijakan ke Plt Wali Kota Bandung terkait penurunan kapasitas siswa di sekolah.

"Kalau misal hasil uji kepatuhan itu di atas 80 persen maka lanjut PTM di sekolah itu dengan angka kapasitas tetap atau bahkan meningkat. Seperti dari 50 persen naik menjadi 75 persen tetapi sebaliknya kalau hasil uji kepatuhan individu di bawah 80 persen mungkin kita lapor ke ketua satgas nanti akan menjadi kebijakan plt Wali Kota Bandung untuk menurunkan kapasitas itu," ujarnya.

Selanjutnya, disdik akan bekerja sama dengan dinkes untuk melakukan survei uji kepatuhan institusi terkait penerapan protokol kesehatan. Kedua survei tersebut saat ini masih berlangsung dan diperkirakan selesai pada 10 Februari sehingga akan keluar kebijakan baru terkait PTM.

Bambang melanjutkan, pihaknya juga terus mempercepat vaksinasi usia 6-11 tahun untuk mempercepat kekebalan komunitas atau herd immunity. Pelaksanaan evaluasi dilakukan selama satu bulan.

"Jadi hasil dari uji kepatuhan individu uji kepatuhan institusi kemudian vaksinasi dan hasil surveilans. Dari 4 item tersebut jadi sarana evaluasi bagi kami kalau ternyata dari 4 item tersebut memungkinkan untuk lanjut maka kita lanjut," katanya.

Namun, pihaknya juga akan melihat kondisi perkembangan Covid-19 di Kota Bandung. Selain itu menunggu kebijakan dari pemerintah pusat dan Pemkot Bandung terkait PTM.

Dia mengatakan, hasil tes acak terhadap siswa dan guru di 60 sekolah pada bulan Januari lalu pihaknya menutup satu sekolah selama 15 hari dan pembelajaran dikembalikan ke daring. Sedangkan terdapat 4 rombongan belajar pada empat sekolah yang dihentikan pembelajaran.

"Ya yang satu ditutup 15 hari dan yang 4 ditutup rombel untuk jenjangnya satuan pendidikan SD dan SMP," katanya. Seluruh siswa yang terpapar Covid-19 sudah menjalani isolasi mandiri dan telah sembuh dari Covid-19.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement