REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dulu, stigma tentang cara kerja otak lelaki dan perempuan yang berbeda sudah melekat. Perempuan selalu dikatakan bertindak dengan perasaan, sementara laki-laki dengan logika.
Tetapi, sebuah studi terbaru yang dilakukan tim peneliti Stanford Medicine mengungkapkan sebuah fakta. Kelompok ilmuwan itu menemukan lebih dari 1.000 perbedaan aktivasi gen antara otak perempuan dan lelaki.
"Gen ini digunakan sebagai titik masuk, dan kami telah mengidentifikasi kelompok sel otak tertentu yang mengatur perilaku tipikal berdasarkan jenis kelamin," kata penulis senior Profesor Nirao Shah dilansir dari Martha Stewart, Rabu (2/2/2022).
Untuk mendapatkan hasilnya, para peneliti mempelajari struktur berbeda di dalam otak tikus yang diketahui memprogram perilaku menilai, berkencan, kawin, dan membenci. Perilaku khas jenis kelamin ini membantu hewan bereproduksi dan membantu keturunannya bertahan hidup.
Misalnya, tikus jantan yang merasa wilayahnya dilanggar, langsung segera menyerang jika sesama jantan yang melanggar, tetapi jika betina mereka akan mundur. Selain itu, penelitian menemukan bahwa tikus betina menunjukkan agresi keibuan daripada agresi teritorial, menyerang apa pun yang mengancam anak-anaknya. Menurut penelitian, mamalia lain, termasuk manusia, memiliki struktur yang sama.
Setelah menganalisis jaringan yang diekstraksi dari struktur otak itu, para ilmuwan menemukan lebih dari 1.000 gen yang lebih aktif di otak salah satu jenis kelamin dibandingkan yang lain. Selain itu, tim menunjukkan lebih dari 600 perbedaan tingkat aktivasi gen antara perempuan dalam fase berbeda dari siklus estrus mereka (atau siklus menstruasi untuk manusia perempuan).
"Untuk menemukannya, dalam empat struktur otak kecil ini, beberapa ratus gen yang tingkat aktivitasnya hanya bergantung pada tahap siklus perempuan, itu benar-benar mengejutkan," kata Prof Shah.
Penelitian ini juga memberikan wawasan mengapa penyakit tertentu mempengaruhi satu jenis kelamin dibandingkan yang lainnya. Sebagai contoh, para ilmuwan menemukan gen yang terkait dengan Alzheimer dan multiple sclerosis, yang keduanya lebih umum dialami pada perempuan daripada lelaki.
Atau, gangguan spektrum autisme empat kali lebih mungkin mempengaruhi lelaki daripada perempuan. Para peneliti berspekulasi bahwa perempuan membutuhkan beberapa gen untuk bekerja lebih keras, dan laki-laki membutuhkan gen lainnya juga untuk bekerja lebih keras.