REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan, menyebut lonjakan kasus omicron di Indonesia sebagai fenomena super spreader. Itu terkait karakteristik penyakitnya yang cepat menular dan masif.
"Varian Covid-19 sekarang (mendominasi) sudah omicron, delta yang sempat mendominasi sudah digantikan omicron yang lebih cepat dan luas menyebar. Grafik kenaikan kasus lebih cepat dari varian sebelumnya. Ini fenomena super spreader," kata Erlina saat menyampaikan keterangan pers melalui aplikasi Zoom yang diikuti di Jakarta, Rabu (2/2/2022).
Dilansir berdasarkan laporan GSAID per 29 Januari 2022, menurut Erlina, grafik perkembangan kasus omicron dalam 14 hari terakhir terus menunjukkan peningkatan di Indonesia. Jika pada 15 Januari 2022 berada di kisaran 600 kasus per hari, saat ini sudah menembus 2.613 kasus lebih di Indonesia.
"Risiko penularannya 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan varian delta," ujar dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Jakarta Timur itu.