Puluhan Santri di Sukoharjo Terpapar Covid-19, PTM Dihentikan
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
klaster pesantren (ilustrasi) | Foto:
REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Sebanyak 78 santri SMA Islam Terpadu Nur Hidayah Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dihentikan sementara sampai dua pekan ke depan.
Kepala SMA IT Nur Hidayah Kartasura, Muhammad Ihsan Fauzi, mengatakan, awalnya ada tiga santri yang merasa seperti masuk angin. Kemudian, santri-santri itu diperiksakan ke klinik dimana syaratnya harus swab antigen dan hasilnya positif. Kemudian, sekolah menghubungi orang tua santri dan melaporkan ke puskesmas setempat. Lalu, puskesmas mengadakan penelusuran kontak erat dan kontak dekat.
Pada Sabtu (29/1) dilakukan swab antigen terhadap puluhan santri dimana hasilnya ada 35 anak yang reaktif. Dilanjutkan swab PCR terhadap 35 anak tersebut dengan hasil 34 santri positif dan satu lainnya negatif.
Selanjutnya, diadakan penelusuran lagi terhadap santri di asrama yang lain pada Senin (31/1). Hasilnya, 40 santri dinyatakan positif, baik swab antigen maupun swab PCR.
"Jadi yang awalnya data swab antigen 79 santri, tapi yang positif berdasarkan swab PCR ada 78 anak," kata Ihsan saat dihubungi Republika, Rabu (2/2).
Para santri yang dinyatakan positif Covid-19 tersebut kemudian menjalani isolasi mandiri di asrama yang terpisah dengan santri lainnya. Isolasi mandiri dilakukan dengan pengawasan dari puskesmas, dukungan dokter yayasan dan orang tua murid yang berstatus tenaga kesehatan maupun dokter spesialis paru.
"Kondisinya ada yang OTG (orang tanpa gejala), ada yang gejala ringan dan sedang. Semuanya isolasi di asrama. Karena untuk memudahkan dan kondisi gejalanya masih ringan. Mereka juga masih ceria," jelasnya.
Sedangkan para santri yang dinyatakan negatif dilakukan semi karantina. Hal itu untuk menjaga kontak erat agar tidak terjadi penyebaran virus yang lebih luas.
"Dan besok Kamis (3/2) kami ada tes PCR terakhir bagi yang negatif untuk memastikan semuanya sehat, ada 250 santri. Kalau pengajar kemarin dites sembilan negatif semua," ujarnya.
Ihsan menyatakan, para santri di SMA IT Nur Hidayah banyak yang berasal dari luar kota. Tidak hanya wilayah Jawa Tengah, melainkan juga dari Jawa Timur, Sumatra, Kalimantan, hingga Papua.
"Mereka kan banyak yang dari luar kota. Di awal kami sudah swab antigen ketika datang ke pondok. Datangnya bergelombang sejak awal Januari. Satu asrama dipakai separuh, satu kamar dipakai sendiri dulu, kamarnya berjarak," paparnya.
Setelah kejadian tersebut, kegiatan PTM di SMA IT Nur Hidayah dihentikan sementara sampai dua pekan ke depan sejak Sabtu (29/1). Ihsan juga telah melaporkan kejadian tersebut kepada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah. Dari laporan itu, SMA IT Nur Hidayah diminta menghentikan PTM sambil menunggu rekomendasi dari puskesmas.
"Jumat (28/1) kejadian, Sabtu langsung kami hentikan PTM. Diganti dengan pembinaan akhlak, kita merdeka belajar, tidak pelajaran tapi pola hidup sehat, ibadah, pembinaan karakter, olahraga, tapi dengan melihat protokol kesehatan dan kondisi. Misal anak-anak yang dikarantina nanti online, yang sehat ya prokes," katanya.