Rabu 02 Feb 2022 17:57 WIB

Polda Sebut Sumsel Jadi Tujuan Penyelundupan Sabu Jaringan Myanmar

Sabu dikemas dalam bungkus teh warna hijau atau kuning bermerek tulisan mandarin.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatra Selatan menunjukkan barang bukti saat press rilis tindak pidana narkotika di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, Rabu (2/2/2022).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumatra Selatan menunjukkan barang bukti saat press rilis tindak pidana narkotika di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, Rabu (2/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Polda Sumatra Selatan (Sumsel) menyatakan, provinsi yang beribu kota di Palembang itu menjadi salah satu tujuan penyelundupan narkotika jenis sabu jaringan Myanmar. Direktur Reserse Narkoba Polda Sumsel, Kombes Heri Istu Hariono mengatakan, informasi tersebut merupakan penelusuran kepolisian yang merujuk pada hasil ungkap kasus yang berlangsung lebih kurang selama tiga tahun terakhir di Provinsi Sumsel.

Dalam rentang waktu itu, sambung dia,  aparat kerap mendapatkan barang bukti sabu yang diselundupkan dikemas dalam bungkus plastik teh hijau bermerek Guan Yinwang dengan jumlah yang terbilang besar. Menurut Heri, kemasan teh tersebut diketahui berasal dari Myanmar, yang kemudian diolah menjadi pembungkus sabu oleh sindikat pengedaran narkotika di sana.

Baca Juga

Salah satunya, lanjut dia, penyelundupan sabu sebarat 16 kilogram (kg) yang dilakukan oleh dua tersangka berinisial A (48 tahun) dan F (41), warga Dusun Ujong Kreung, Kelurahan Meunasah Leubok, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, menggunakan satu unit mobil pikap warna hitam BG-9833-NQ tujuan Kota Palembang.

Mereka ditangkap oleh unit Tim Khusus Direktorat ReserseNarkoba di Jalan Palembang-Jambi Km 59, Simpang Tungkal, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumsel pada Selasa (1/2/2022) dini hari WIB. "Sudah tiga tahun ini kami temukan sabu dikemas dalam bungkus teh warna hijau atau kuning bermerek tulisan mandarin sehingga dianggap dari Cina. Tapi bukan, Cina keberatan disebut demikian, sebab sabu itu dikemas di luar negeri oleh sindikat Myanmar," kata Heri di Kota Palembang, Rabu (2/2/2022).

Menurut  Heri, perjalanan penyelundupan sabu itu memiliki rute yang cukup panjang. Pasalnya, dari Myanmar para sindikat melintasi Malaysia. Kemudian, mereka masuk ke Indonesia melalui Selat Malaka, dan berlabuh di beberapa pulau di Sumatra, seperti Aceh, Medan, Batubara, Tembilahan, Pekanbaru, ataupun daerah lain sekitarnya.

Dari berbagai daerah itu, lanjut dia, sabu tersebut diselundupkan ke Provinsi Sumsel melalui dua cara bisa melalui lintas perairan seperti Sumsang, Banyuasin ataupun jalan lintas darat. "Selain itu Sumsel ini juga jalur perlintasan ke daerah lain seperti Jawa dan sebagainya. Karena jalurnya lurus sehingga bisa cepat dan lebih murah dibanding mereka (para pengedar) produksi sendiri," kata Heru.

Dia memastikan, aparat beserta instansi terkait seperti Badan Narkotika Nasional (BNN) bakal berkolaborasi secara serius untuk memberantas setiap pelaku penyelundupan sampai ke hulunya. Sehingga, kasus penyalahgunaan narkotika di Indonesia, khususnya Sumsel dan sekitarnya bisa dieliminir dan dihentikan secara tuntas.

"Ayo kita berkolaborasi. Termasuk mengajak masyarakat untuk turut serta membantu kami memberantas peredaran narkotika ini, kalau ada informasi bisa laporkan ke Kepolisian ataupun BNN dan instansi terkait lainnya," kata Heru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement